Permintaan Pesawat Kargo Tinggi, Embraer Luncurkan Program 'Konversi Kargo E-Jet'

10 Maret 2022, 19:47 WIB
Pabrikan pesawat asal Brasil, Embraer, luncurkan program konversi kargo E-Jet untuk seri Embraer E-190 dan E-195 /Embraer/

PORTAL LEBAK - Di era pandemi Covid-19 banyak negara telah memperbarui kebijakan mereka mengenai perjalanan orang, baik lokal maupun antar negara, yang membuat berkurangnya penggunaan layanan transportasi udara oleh masyarakat.

Situasi ini membuat pabrikan pesawat asal Brasil, Embraer, meluncurkan rencana pembuatan pesawat kargo (freighter) dengan mengubah dua pesawat penumpang terlarisnya yaitu Embraer E190 dan E195.

Program konfigurasi pesawat jet penumpangnya menjadi pesawat angkut barang dilakukan Embraer sebagai jawaban atas permintaan pesawat jenis kargo global.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden: Pelajari Dolar Digital, Inikah Pengakuan Terhadap Mata Uang Kripto?

Dilansir PortalLebak.com dari laman resmi Embraer, program ini mereka namakan dengan konversi kargo E-Jet, di mana pengiriman pertama direncanakan pada tahun 2024.

Program kargo E-Jet menawarkan frekuensi lebih besar dan operasional ekonomi operasi yang lebih baik di pasar yang lebih besar.

Mengeluarkan kuris-kursi penumpang pada pesawat E-190 dan E-195 untuk memperbesar ruang pemuatan barang ke lambung pesawat.

Baca Juga: Cathay Pacific Tetap Incar Keuntungan Dari Layanan Kargo untuk Perkecil Kerugian Tahunan

Selain itu Embraer menghilangkan tempat bagasi kabin, menambahkan pendeteksi asap serta pemadam kebakaran baru, dan lantai dek utama diperkokoh.

Modifikasi lainnya yaitu membuat pintu baru yang lebar khas pesawat kargo pada umumnya juga fasilitas pendukung penanganan bongkar muat kargo.

"Apa yang benar-benar membuat pesawat kargo E-Jet menarik adalah kemampuannya untuk menawarkan konfigurasi pemuatan yang dioptimalkan," tulis Embraer dalam rilisnya.

Baca Juga: CEO Adidas Sebut Vietnam Pasar Penting Investor Jerman dan UE, PM Chinh Janji Beri Fasilitas Lebih Asalkan

Jangkauan dan daya muat pesawat E-195 yang dimodifikasi nantinya akan setara dengan B737-300 varian kargo, namun membakar lebih sedikit bahan bakar, lebih sedikit emisi, serta biaya perawatan dan operasional yang rendah.

Kapasitas muatan diperkirakan dapat mencapai 10.700 kilogram untuk E-190F dan 12.300 kg untuk daya muat seri E-195F. Keduanya mampu menempuh jarak lebih dari 2.500 Nm, atau lebih dari 4.630 kilometer.

"Oleh karena itu, operator kargo dapat memaksimalkan efisiensi dengan menyesuaikan kapasitas dengan permintaan dengan lebih baik," lanjutnya.

Baca Juga: Seleksi Calon Dewan Komisioner OJK Memasuki Tahap IV, Menkeu Laporkan Hasilnya ke Presiden Jokowi

Embraer seri E-190 dan E-195 merupakan tipe pesawat berbadan sempit dengan dua mesin pendorong buatan General Electric jenis CF34-10E.

Pada pembuatannya, Embraer E-190 dan E-195 bersaing dengan pesawat medium lainnya seperti seri terlaris Boeing 737-500, 737-600, Airbus A318, dan semua Bombardier seri C.

Dalam pembuatan awal, E-190 dan E-195 mengambil pasar operator penerbangan dengan penerbangan perintis. Oleh karena itu program kargo E-Jet dimanfaatkan Embraer mengambil celah antara pasar turboprop dan kargo berbadan sempit yang lebih ekonomis.

Baca Juga: Iran Dapat Kucuran Dana 90 Juta Dolar untuk Pemulihan Covid-19, Pengelolaannya Dipantau Penuh Bank Dunia

Terlebih Embraer melihat peluang permintaan moda transportasi kargo yang sedang marak digunakan untuk pendistribusian vaksin Covid-19 maupun barang lainnya ke wilayah yang memiliki landasan pendek.

"Maskapai penerbangan sekarang dapat mengakses pasar baru yang lebih kecil sambil mengerahkan pesawat mereka yang lebih besar pada rute yang lebih ekonomis," tutupnya.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Tags

Terkini

Terpopuler