Kini PLN Punya RUPTL Paling Hijau Usai Batalkan Kontrak Pembelian 1,3 Gigawatt PLTU Batu Bara

11 September 2023, 22:24 WIB
Ilustrasi. Jepang Secara Resmi Hentikan Bantuan Pembangunan PLTU 2 di Indramayu, Jayatu: Alhamdulillah! /Pixabay/stevepb/

PORTAL LEBAK - Upaya PT Perusahaan Listrik Negara Persero atau PT PLN (Persero) melakukan transisi energi yang ramah lingkungan terus dilakukan perusahaan plat merah tersebut.

Salah satunya adalah dengan mengeluarkan pembangkit listrik tenaga batu bara proyeksi 13 gigawatt dari rencana semula PT PLN dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL).

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan kebijakan mengeluarkan gagasan memproduksi listrik 13 gigawatt dari pembangkit listrik tenaga batu bara sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta menjadikan Indonesia pemimpin dalam menghentikan perubahan iklim dunia.

Baca Juga: Adanya Tol Surabaya-Gempol Tingkatkan konektivitas dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Terpacu, Ini Sebabnya

"Sudah ada 13 gigawatt pembangkit listrik tenaga batu bara yang kita keluarkan dari fase perencanaan," ujar Darmawan usai pembukaan PLN Nusantara Power Connect 2023, seperti dilansir PortalLebak.com dari ANTARA, 11 September 2023.

Darmawan menambahkan pihaknya juga telah membatalkan kontrak 1,3 gigawatt Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dibuat dengan PLN di tahun 2020.

"Kemudian juga tiga tahun lalu ada 1,3 gigawatt PLTU batu bara yang sudah berkontrak dengan PLN berhasil dibatalkan," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Rugi 7 miliar Dolar Amerika Akibat Penerapan EUDR

Dari 13 gigawatt pembangkit listrik tenaga batu bara yang dikeluarkan dari RUPTL, Darmawan mengklaim bahwa selama 25 tahun PLN telah mengurangi emisi gas rumah kaca setara 1,8 miliar ton CO2.

Sementara untuk penghentian kontrak pembelian 1,3 gigawatt PLTU batu bara dianggap berhasil membatalkan terciptanya emisi gas rumah kaca lebih dari 150 juta ton CO2.

Sebagai gantinya PLN berencana mengembangkan 21 gigawatt pembangkit listrik terbarukan dalam The Greenest RUPTL tahun 2019-2028, dan menjadikan RUPTL yang paling ramah lingkungan dalam sejarah PLN dan Indonesia.

Baca Juga: BRI Cetak Sejarah All Time High Lagi, Valuasi Saham BBRI Sentuh 5.400 Per Lembar

"Ini yang paling hijau dalam sejarah PLN dan juga dalam sejarah Indonesia yaitu 51,6 persen penambahan kapasitasnya berbasis pada EBT (Energi Baru Terbarukan)," jelas Darmawan.

Darmawan membeberkan sumber penghasil EBT di dalam RUPTL ke depan akan memanfaatkan hidro, geotermal (panas bumi), panas matahari (solar), gelombang air (seperti ombak laut), hingga angin.

Semua sumber daya di Tanah Air yang memiliki potensi besar untuk pembangkit listrik akan digunakan sebagai energi baru.

Baca Juga: Mulan Jameela Ingatkan Kemenkop UKM Tuntaskan Kasus Hukum 8 Koperasi Bermasalah

"Energi dari semua potensi di nusantara ini dari hidro, dari geotermal, dari wind (angin), dari solar (panas matahari), dari ombak, dan seluruh potensi di nusantara ini," ujarnya.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler