Warga Tohoku Peringati 11 Tahun Gempa Bumi dan Tsunami dengan Berdoa Bersama Pukul 2.46 Siang

11 Maret 2022, 20:31 WIB
Masyarakat Jepang di Kota Natori, Prefektur Miyagi, melakukan doa bersama mengenang korban gempa 9 skala Richter dan tsunami pada 3 Maret 2011 silam /foto: Twitter / @gendai_ju13/

PORTAL LEBAK - Hari ini, 11 Maret 2022, masyarakat Jepang memperingati 11 tahun bencana gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan wilayah timur laut Jepang, tepatnya di wilayah Tohoku, Jepang.

Penduduk yang tinggal di prefektur Fukushima, Iwate, dan Miyagi bersama-sama mengadakan acara mengheningkan cipta pada pukul 2:46 siang waktu setempat.

Tiga provinsi tersebut merupakan daerah yang terdampak parah ketika tsunami melanda, dan waktu 2:46 siang dipilih bertepatan dengan jam pada saat bencana melanda tiga wilayah tersebut.

Baca Juga: ANA Kenalkan Maskapai AirJapan ke Publik, Layani Penerbangan Internasional dengan Biaya Murah

Pemerintah Jepang sebenarnya sudah tidak lagi mengadakan upacara peringatan gempa dan tsunami di masa pandemi Covid-19.

Oleh karena itu acara peringatan dilakukan hanya di wilayah Tohoku yang diikuti sekitar 200 orang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Sebelumnya, gempa bumi dan tsunami yang merusak sebagian besar wilayah Fukushima itu juga membuat pusat pembangkit listrik tenaga nuklir mengalami kebocoran.

Baca Juga: Facebook Sementara Izinkan Posting Perang Ukraina yang Serukan Kritik Keras Invasi Rusia Bahkan Kematian Putin

Bencana 11 Maret 2011 tersebut merupakan bencana terburuk dalam sejarah pasca Jepang terlibat dalam peperangan.

Pasalnya lebih dari 15.000 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 9,0 skala Richter yang memicu gelombang tsunami setinggi 10 meter.

Dirangkum PortalLebak.com dari Japan Today, masalah yang timbul dari dampak gempa bumi 2011 silam masih dihadapi warga Fukushima.

Baca Juga: PM Chinh Perintahkan Evakuasi Warga dari Ukraina, Penerbangan Pertama Vietnam Airlines Dilakukan Minggu Pagi

Masyarakat masih terus berjuang dengan dampak radiasi akibat kebocoran air pendingin di kompleks pusat pemanfaatan nuklir Fukushima Daiichi.

Petugas masih harus membuang air olahan yang bocor ke laut yang prosesnya akan dimulai sekitar bulan Maret tahun depan. Ini juga membuat khawatir penduduk setempat dan negara tetangga.

Pemerintah Jepang juga berencana akan mencabut status terlarang untuk dikunjungi di beberapa wilayah dekat Fukushima Daiichi pada bulan Juni ini setelah upaya pemulihan dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Laos Singgung Sanksi Sepihak dan Tak Berujung Atas Agresi Rusia Ke Ukraina Picu Eskalasi Ketegangan di Dunia

"Kami akan melakukan upaya maksimal untuk rekonstruksi Tohoku," kata Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.

"Kami akan mempromosikan pembangunan negara yang tahan bencana dengan terus meninjau langkah-langkah untuk mencegah dan mengurangi kerusakan akibat bencana dan melindungi kehidupan masyarakat," lanjutnya.

Menteri Rekonstruksi Jepang, Kosaburo Nishime, mengatakan dirinya berkomitmen memulihkan seluruh wilayah Tohoku untuk membuktikan bahwa Jepang mampu bangkit dari bencana.

Baca Juga: Alasan Vietnam Abstain Pada Resolusi Agresi Terhadap Ukraina: Tak Mau Ikut Campur, Harusnya Hormati Piagam PBB

"Kami akan bekerja sama dengan tekad bahwa tidak akan ada kebangkitan Jepang tanpa rekonstruksi Tohoku," ujar Kosaburo Nishime.

Hingga kini masih ada sekitar 2.523 orang korban sapuan gelombang tsunami belum ditemukan. Sementara pihak kepolisian masih terus mencari korban hingga ke pesisir Fukushima dan Iwate.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Japan Today

Tags

Terkini

Terpopuler