Ini Detil Jatuhnya Boeing 737-800 dari Maskapai China Eastern Airlines

22 Maret 2022, 07:00 WIB
Logo China Eastern Airlines terlihat di kios check-in di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing di Beijing, China 21 Maret 2022. /Foto: REUTERS/TINGSHU WANG/

PORTAL LEBAK - Berikut adalah beberapa fakta tentang jet Boeing 737-800 dari Maskapai China Eastern Airlines.

Pesawat naas itu terlibat dalam kecelakaan saat penerbangan domestik, pada Senin 21 Maret 2022, dengan 132 orang di dalamnya.

Pesawat yang kecelakaan merupakan tipe Boeing 737-800 yang merupakan bagian dari keluarga 737, seri pesawat komersial yang paling banyak diterbangkan di dunia.

Baca Juga: ANA Kenalkan Maskapai AirJapan ke Publik, Layani Penerbangan Internasional dengan Biaya Murah

Pesawat ini, dikutip PortalLebak.com dari Reuters, dikembangkan pada 1960-an untuk melayani rute pendek atau menengah.

Boeing 737-800 adalah bagian dari 737 NG atau keluarga Next-Generation - dengan produksi lebih dari 7.000 pesawat dikirim sejak 1993.

Pesawat jenis ini memiliki catatan keselamatan yang baik setelah hampir tiga dekade penerbangan.

Baca Juga: Maskapai Penerbangan Jepang Beranikan Terbangkan Boeing 777 ke AS setelah peluncuran 5G

Pesawat 737-800 berkapasitas 162 hingga 189 kursi diluncurkan pada 5 September 1994. NG adalah pendahulu 737 MAX.

MAX dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan setelah dua kecelakaan fatal menewaskan 346 orang. Pesawat itu tetap dilarang terbang di China.

Pesawat yang mengalami kecelakaan di Maskapai China Eastern, dalam rute perjalanan dari kota barat daya Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, ke Guangzhou, ibu kota provinsi Guangdong.

Pesawat tersebut diketahui berusia enam tahun, menurut Flightradar24.

Baca Juga: Kekuatan Kamala Khan Dikritik Penggemar Karena Mirip Green Lantern, Netizen: Kesalahan Besar Marvel Comics!

Kecelakaan fatal terakhir 737-800 terjadi pada Agustus 2020 ketika sebuah pesawat Air India Express melampaui landasan pacu dan jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Calicut di negara bagian selatan Kerala dalam hujan lebat.

Kecelakaan itu menewaskan 21 orang. Sebuah laporan pemerintah mengutip kesalahan pilot sebagai kemungkinan penyebabnya.

Catatan keselamatan maskapai penerbangan China telah menjadi yang terbaik di dunia selama satu dekade tetapi kurang transparan dibandingkan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Australia di mana regulator merilis laporan rinci tentang insiden non-fatal.

Baca Juga: Saiffudin Ibrahim Dilaporkan Polisi, Tersandung Kasus Penistaan Agama

Menurut Aviation Safety Network, kecelakaan jet fatal terakhir di China terjadi pada 2010, ketika 44 dari 96 orang di dalamnya tewas.

Saat itu sebuah jet regional Embraer E-190 yang diterbangkan oleh Henan Airlines jatuh saat mendekati bandara Yichun.

Pada tahun 1994, sebuah China Northwest Airlines Tupolev Tu-154 jatuh dalam perjalanan dari Xian ke Guangzhou.

Baca Juga: Ikatan Cinta 21 Maret 2022: Andin Alami Trauma Baby Blues, Apa dan Bagaimana Kondisinya

Kejadian itu menewaskan semua 160 orang di dalamnya dalam bencana udara terburuk yang pernah terjadi di China, menurut Aviation Safety Network.

Bencana Senin adalah kecelakaan fatal pertama bagi China Eastern sejak 2004, ketika sebuah pesawat jatuh.

Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di China utara, menewaskan 55 orang, menurut ASN.

Baca Juga: Miguel Oliveira Dedikasi Kemenangan ke Risman Staf Hotel di Lombok, Bukti SDM Pariwisata Kita Keren

China Eastern yang berbasis di Shanghai didirikan pada tahun 1988 dan merupakan satu dari tiga maskapai terbesar di China, memiliki armada pesawat termuda.

Ini adalah bagian dari Aliansi SkyTeam dan operator AS Delta Air Lines memegang 2 persen saham.

China Eastern memiliki peringkat dalam beberapa tahun terakhir di antara sepuluh maskapai penerbangan terbesar dalam total penumpang yang diangkut.

Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Bertanya Kepada Israel - Mengapa Tidak Mengirim Senjata ke Ukraina?

Delta memiliki "pengaturan pemasaran bersama dan kerjasama komersial strategis yang mencakup arus lalu lintas antara China dan AS."

Lalu lintas penumpang antara China dan Amerika Serikat telah menurun drastis sejak pandemi Covid-19.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler