Rusia Serang Rudal Lewat Drone di Ukraina Setelah Kyiv Deal Tank Dengan Negara Barat, 11 Warga Tewas

27 Januari 2023, 07:00 WIB
Penduduk setempat memindahkan puing-puing dari rumah tetangga mereka yang rusak akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di kota Hlevakha, di luar Kyiv, Ukraina 26 Januari 2023. REUTERS/Valentyn Ogirenko /Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko/

Sebelas orang tewas dan 11 lainnya luka-luka dalam serangan pesawat tak berawak dan rudal.

PORTAL LEBAK - Warga sipil Ukraina berlarian mencari perlindungan pada hari Kamis 26 Januari 2023, ketika Rusia menembakkan rentetan rudal dan pesawat tak berawak (drone) ke seluruh negeri.

Serangan rudal Rusia ini menewaskan sedikitnya 11 orang, sehari setelah Ukraina meraih janji pengiriman tank dari negara Barat untuk memerangi invasi Moskow.

Pengumuman Jerman dan Amerika bahwa mereka akan mengirim lusinan tank membuat marah Rusia.

Baca Juga: Jerman dan Amerika Serikat AS Kirim Tank Tempur ke Ukraina, Rusia Kecam Keputusan Tersebut

Padahal pada masa lalu, Rusia menanggapi ulah Ukraina melaui serangan udara massal yang menyebabkan jutaan orang tanpa cahaya, panas, atau air.

Kremlin menegaskan janji pengiriman tank dari negara Barat sebagai bukti meningkatnya "keterlibatan langsung" Amerika Serikat dan Eropa dalam perang di Ukraina, sesuatu yang disangkal oleh kedua negara.

Ukraina mengatakan telah menembak jatuh semua 24 drone yang dikirim semalam oleh Rusia, termasuk 15 di sekitar ibu kota.

Baca Juga: Sumber: Berlin Tetapkan Syarat Bagi AS, Siap Ekspor Tank Jerman ke Ukraina

Perlawanan Ukraina

Kyiv juga menegaskan telah menembak 47 dari 55 rudal Rusia – yang beberapa di antaranya ditembakkan dari pembom strategis Tu-95, di Arktik, Rusia.

"Upaya lain oleh negara teroris untuk mengintimidasi kami dengan serangan rudal besar-besaran baru-baru ini mengalami kekalahan, sama seperti seluruh Rusia akan segera dikalahkan," tegas Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy melalui sebuah pernyataan di Telegram.

Sebelas orang tewas dan 11 lainnya luka-luka dalam serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pembiayaan Awal Pandemi Covid-19 Meroket, Ternyata Bisa Biayai 2 Ibu Kota Negara IKN Baru

Serangan itu menjangkau 11 wilayah dan juga merusak 35 bangunan, kata juru bicara Layanan Darurat Negara Ukraina.

Alarm serangan udara terdengar di seluruh Ukraina saat orang-orang berangkat kerja.

Di ibu kota, dikutip PortalLebak.com dari Reuters, massa berlindung untuk sementara waktu di stasiun metro bawah tanah.

"Saya dibiarkan tanpa apa-apa. Tidak ada satu ruangan pun yang tersisa utuh, semuanya tertabrak," kata Halyna Panosyan, (67).

Baca Juga: Anggota DPR Nilai Negara Harus Mampu Tekan Biaya Haji yang Terus Naik, Ini Caranya

Dia mengamati lembaran logam bergelombang yang bengkok, bangunan yang hancur, dan satu lubang rudal besar di luar rumahnya yang hancur di dekat Hlevakha. Kyiv.

Rusaknya Fasilitas Energi

Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal mengatakan gardu listrik telah rusak karena Rusia terus menargetkan fasilitas energi.

DTEK, produsen energi swasta terbesar Ukraina, sedang menutup darurat fasilitasnya di sekitar Kyiv, wilayah Odesa dan Dnipropetrovsk.

Baca Juga: Lebih dari 160 Warga Afghanistan Tewas Akibat Cuaca yang Ekstrim Dingin

Di Odesa, pelabuhan Laut Hitam ditetapkan sebagai situs "Warisan Dunia dalam Bahaya" pada hari Rabu oleh badan kebudayaan PBB UNESCO.

Soalnya, rudal Rusia merusak fasilitas energi, kata pihak berwenang, saat Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna tiba.

"Hari ini, serangan baru terhadap infrastruktur sipil Ukraina tidak mengobarkan perang, itu mengobarkan kejahatan perang," tegasnya.

Baca Juga: Yamaha EZ115 Motor Bebek Rp19 Jutaan yang Bakal Turun di Ajang Malaysian Club Prix 2023

Colonna akan bertemu rekannya dari Ukraina, Dmytro Kuleba, untuk membahas bantuan kemanusiaan dan militer.

Serta kemungkinan apakah Prancis bergabung dengan sekutu NATO-nya dalam memasok tank tempur ke Ukraina, model Leclerc miliknya sendiri.

Baik Moskow dan Kyiv, yang sejauh ini mengandalkan tank T-72 era Soviet, diperkirakan akan melakukan serangan darat baru di musim semi.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler