Pedagang Pangsit Tewas Ditembak Pasukan Bersenjata Myanmar, Dibawa dan Dikremasi Tanpa Izin Keluarga

- 10 April 2021, 16:38 WIB
Penggeledahan oleh tentara dan militer bersenjata di San Pya, Kyaukpadaung, kota Mandalay
Penggeledahan oleh tentara dan militer bersenjata di San Pya, Kyaukpadaung, kota Mandalay /Foto: Twitter/@SongMyanmar/

PORTAL LEBAK - Seorang pedagang pangsit dan bakpao kukus menjadi sasaran kebrutalan militer Myanmar saat dilakukannya operasi yang mengincar masyarakat pro demokrasi.

Korban meninggal tersebut diidentifikasi oleh warga sekitar sebagai Tin Moe berusia 50 tahun yang profesinya sebagai pedagang makanan di Kyaukpadaung, kota Mandalay, Myanmar.

Tin Moe diketahui merupakan incaran junta militer, karena aktif menyuarakan perlawanan terhadap aksi kudeta Junta kepada Aung San Suu Kyi beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Bajing Loncat Asal Lampung Ditangkap Reskrim Polsek Tambora Saat Hendak Melakukan Aksinya Kembali

Baca Juga: Menunggak Pajak Tahunan Kendaraan dan STNK Kadaluarsa Siap-siap Ditindak!

Pasukan bersenjata pun sempat menggeledah rumah Tin Moe, namun Tin Moe sudah pergi meninggalkan rumah untuk bersembunyi.

Dilansir Myanmar Now, Tin Moe ditembak dan dibunuh setelah aksinya melarikan diri dari kejaran pasukan tentara di distrik San Pya, Mandalay pada Kamis, 8 April, kemarin.

Masyarakat setempat yang melihat kejadian tersebut menyebut, Tin Moe ditembak setidaknya dua kali ketika tentara dan polisi memasuki bangsal.

Baca Juga: Tinjau Wilayah Bencana Banjir Bandang di Desa Amakaka, Lembata NTT, Presiden Jokowi Lepas Jaket Merahnya

Baca Juga: Bencana Siklon Tropis Seroja, Gubernur Tetapkan Status Tanggap Darurat NTT

"Mereka (militer) menembak dia di betis dahulu, kemudian menembaknya lagi saat dia berlari dan memukul punggungnya," kata seorang saksi mata, seperti yang dikutip PortalLebak.com dari Myanmar Now, 10 April 2021.

Kemudian tentara mengangkat jasad Tin Moe ke truk militer dan membawanya pergi, menurut seorang saksi mata.

Seseorang yang tinggal satu lingkungan dengan Tin Moe diminta datang ke krematorium oleh perwakilan Junta untuk memastikan bahwa Tin Moe sudah tewas.

Baca Juga: Putri Satu-satunya Pangeran Philip Ungkap Kesannya di Televisi Sebelum Ayahnya Dikabarkan Meninggal

Baca Juga: Kabar Duka Dari Keluarga Kerajaan, Pangeran Philip Meninggal Dunia

Di tempat yang sama di kota Kyaukpadaung pada 27 Maret, juga ada dua pengunjuk rasa yang tewas di tangan angkatan bersenjata.

Aksi kudeta belakangan ini disebut media lokal Myanmar sebagai hari penumpasan yang intensif dan paling brutal. Diketahui akibat dari aksi kudeta yang berlebihan oleh Junta militer hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 100 warga sipil.

Kebanyakan dari korban meninggal nasibnya sama seperti Tin Moe. Mereka dibawa dan dikremasi tanpa seizin keluarga, setelah dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Ditlantas Polda Metro Jaya Tetapkan 8 Titik Operasi Pelarangan Mudik, Jumlahnya Masih Akan Bertambah

Baca Juga: Curiga dengan Elsa, Papa Surya Tanya Langsung Istrinya, Ini Jawaban Mama Sarah di Ikatan Cinta 10 April 2021

Menurut catatan kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) hingga 8 April 2021, setidaknya ada 624 orang telah terbunuh oleh pasukan bersenjata utusan dewan militer Myanmar.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Myanmar Now


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah