Baca Juga: Kebakaran Hutan Hebat Selama 4 Hari di Turki, KBRI Ankara Laporkan Tak Ada WNI Menjadi Korban
Namun, virus yang dijelaskan dalam makalah ini serta dalam penelitian sebelumnya telah diarahkan untuk menginfeksi bakteri dan amuba daripada inang yang lebih besar seperti halnya manusia.
Selain itu, virus yang ditemukan di inti es Tibet perlu disesuaikan untuk bertahan hidup dalam suhu yang sangat dingin, yang akan sangat membatasi kemampuan mereka untuk menyebar ke lokasi baru di planet ini.
Dengan mempelajari mikroba berusia ribuan tahun ini, Sullivan mengatakan bahwa dia dan rekan penulisnya berharap untuk lebih memahami laju evolusi virus dan untuk lebih memahami komunitas mikroba di masa lalu.
"Kami hanya tahu sedikit tentang virus dan mikroba di lingkungan ekstrem ini, dan apa yang sebenarnya ada di sana," kata Lonnie Thompson, penulis senior studi dan ilmuwan bumi di Ohio State University.
"Dokumentasi dan pemahaman tentang virus dan mikroba ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana bakteri dan virus merespons perubahan iklim? Dan apa yang terjadi ketika kita beralih dari zaman es ke periode hangat seperti yang kita alami sekarang," tutup Lonnie Thompson.***