Alasan Singapura Ogah Minta Maaf karena Ajaran UAS Berpotensi Pecah Belah Keharmonisan Masyarakat

- 26 Mei 2022, 23:45 WIB
Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, Kasiviswanathan Shanmugam
Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, Kasiviswanathan Shanmugam /foto: Twitter @kshanmugam/

Singapura sepertinya sudah melacak rekam jejak UAS dan mewanti-wanti masuk ke negara tersebut.

Kementerian Dalam Negeri (MHA) mengatakan ajaran segregasi rasial dan ekstremis lainnya tidak dapat diterima di masyarakat multi ras dan multi agama seperti Singapura.

Baca Juga: Naas 2 Pekerja Bangunan Tewas Tersambar Petir, 5 Lainnya Terluka di Tenjo Bogor

Mengenai rencana kegiatan UAS selama berada di Singapura, apakah untuk berdakwah atau tidak, Shanmugam mengatakan dengan tegas bahwa orang seperti UAS tidak diterima di Singapura.

"Posisi kami sangat sederhana. Orang seperti ini (UAS), kami tidak akan membiarkan mereka datang," jelasnya.

Bersamaan dengan pengungkapan alasan penolakan UAS dengan catatan 'Not to Land Notice' itu, Pemerintah Singapura melalui Shanmugam menolak meminta maaf atas kejadian tersebut.

Baca Juga: Pria di Bekasi Bacok Calon Kakak Ipar dengan Celurit Gegara Dilarang Merokok

"Ini adalah hak kami untuk memutuskan apa yang dibutuhkan keamanan kami," lanjut Shanmugam.

Pada hari Senin, 16 Mei 2022, UAS beserta 6 orang lainnya yang tiba di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura, pukul 13.30 WIB. Mereka kemudian ditolak masuk oleh ICA (Otoritas Imigrasi dan Pemeriksaan Singapura).

Ketujuh orang tersebut sempat ditahan di ruangan khusus pemeriksaan keimigrasian Singapura setelah ICA memeriksa mereka dan memberikan catatan Not to Land Notice.

Halaman:

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x