Arkeolog Berhasil Temukan 7 Kerangka Biarawati Era Perang Dunia II, Terungkap Juga Penyebab Kematiannya

6 Maret 2021, 11:21 WIB
Penemuan kerangka Biarawati era Perang Dunia II /INSTITUTE OF NATIONAL REMEMBRANCE/

PORTAL LEBAK - Sejarah Perang Dunia memang selalu menarik untuk diikuti, dikarenakan banyak saksi bisu dan berbagai rahasia-rahasia perang tersimpan sangat rapat di penjuru dunia.

Perang yang terjadi karena ambisi-ambisi beberapa negara untuk saling menguasai satu dengan yang lainnya membuat dampak negatif bagi lingkungan bahkan orang-orang di sekitarnya. Tak terkecuali pada Biarawati yang tewas saat Perang Dunia II berlangsung di tanah Eropa.

Para Arkeolog baru-baru ini menemukan kerangka tiga Biarawati yang diduga dibunuh oleh tentara Uni Soviet pada akhir masa Perang Dunia II, lokasinya berada di Olsztyn, Polandia.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Fakta Serigala Purba Jaman Es Yang Ditemukan Di Yukon

Baca Juga: Jenderal TNI Purn. Moeldoko, Ketua Umum Partai Demokrat Versi Kongres Luar Biasa

Penemuan ketiga kerangka ini mengakhiri pencarian lanjutan dari ekspedisi pencarian 7 tulang Biarawati yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.

Tentara Merah (julukan untuk tentara Uni Soviet) pernah menginvasi Polandia pada tahun 1944, saat Nazi menarik mundur pasukan dari Polandia. Pada masa itulah Uni Soviet berusaha merebut pengaruh dari kependudukan Nazi sebelumnya dengan menekan milisi dan tokoh agama di Polandia.

Cara yang dilakukan Soviet adalah dengan memenjarakan, mengirim ke tempat pengasingan, hingga cara sadis dengan membunuh tentara, pendeta, dan warga sipil Polandia.

Baca Juga: Kisruh KLB Partai Demokrat, Moeldoko Malah Unggah Foto Salat Jumat

Baca Juga: Polisi Myanmar Lepaskan Tembakan, PBB Lakukan Pertemuan Usai Satu Orang Demonstran Tewas

Catatan tahun 1945 mendokumentasikan tentara Soviet membantai 7 Biarawati dari St. Catherine dari Alexandria, kata perwakilan dari Institut Peringatan Nasional Polandia (IPN), seperti yang dikutip PortalLebak.com pada 6 Maret 2021 dari Live Science.

Untuk mencari tahu lokasi makam para Biarawati yang terbunuh ini, menurut pernyataan IPN, para arkeolog pertama kali menggali sebuah situs di Gdansk, sebuah kota pelabuhan terbesar di Polandia, pada Juli 2020, dimana para arkeolog menemukan sisa-sisa Suster Charytyna (Jadwiga Fahl).

Lalu pada penggalian di Olsztyn pada Oktober 2020 terungkap 3 kerangka dari Biarawati bernama Suster Generosa (Maria Bolz), Suster Krzysztofora (Marta Klomfass) dan Suster Liberia (Maria Domnik), ketiganya merupakan perawat di Rumah Sakit St. Mary Olsztyn.

Baca Juga: Kemenko PMK Prioritaskan Keamanan Jelang PON dan Peparnas 2021 di Papua

Baca Juga: Ini Kaitan Program Kartu Prakerja Bagi Calon Pengantin Dengan Pencegahan Generasi Stunting Oleh Pemerintah

Kemudian penggalian dilanjutkan ke sebuah pemakaman di kota Orneta, sebuah kota di sekitar Polandia bagian utara pada bulan Desember 2020.

Berbekal catatan asrip lokal seperti rencana pemakaman yang terlukis dengan tangan untuk menemukan 3 jasad Biarawati lainnya. Akhirnya para arkeolog menemukan kerangka tersebut dengan usaha yang sangat sulit, karena untuk mencapai kuburan dari tahun 1945 pertama-tama mereka harus menggali kuburan diatasnya.

Ketiga kerangka tersebut milik Biarawati dari Suster Rolanda (Maria Abraham), Suster Gunhilda (Dorota Steffen), dan Suster Bona (Anna Pestka).

Baca Juga: Enam Polwan Brimob Terbaik Diterjunkan, Buru Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

Baca Juga: Begini Cara dan Aturan Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara ASN 2021

IPN menyebut, kerangka ini milik para biarawati karena berdasarkan dokumen-dokumen bersejarah, usia, jenis kelamin, dan adanya benda-benda religius yang biasa terdapat pada Biarawati.

Artefak religius termasuk pakaian yang terkait dengan orde St. Catherine, rosario kecil dengan manik-manik yang dipoles, rosario besar yang dikenakan pada ikat pinggang, salib bertahtakan logam, dan dua medali bergambar keluarga suci dari Yusuf, Maria, dan Yesus.

Ketika Jerman mulai mundur dari Polandia pada 1944, Soviet mengambil kesempatan untuk menguasai negara tersebut. Teror massal pun terjadi di wilayah yang diduduki oleh Soviet tersebut.

Baca Juga: Tanggapan AHY: KLB Partai Demokrat Ilegal

Baca Juga: Polri Tengah Cek Izin Penyelenggaraan KLB Partai Demokrat

Menurut Institut Warsawa, sebuah pengamat geopolitik di Polandia, saat Tentara Merah memasuki Polandia, mereka memulainya dengan menjarah dan membakar gereja serta bangunan keagamaan lainnya. Dan para Biarawati diperlakukan dengan kejam saat invasi tersebut.

Pada bulan Februari 1945, Tentara Merah mendatangi rumah sakit yang berada di Gdansk-Wezeszcz, Olsztyn dan Orneta, dimana para Biarawati dari St. Catherine bertugas sebagai perawat.

Tentara Merah menyerang para pasien yang sedang dirawat dengan memukul dan menikam mereka. Menurut IPN, para Biarawati diintervensi dengan berbagai kekerasan, seperti Suster Rolanda yang dimutilasi dan bengkak hingga tidak dapat dikenali, dan Suster Gunhilda yang ditembak tentara 3 kali.

Baca Juga: Investigasi Kecelakaan F-1: Mengapa Mobil Haas Romain Grosjen Terbakar Hebat

Baca Juga: SBY: Klaim KLB Partai Demokrat Tidak Sah dan Ilegal

Biarawati lainnya yaitu Suster Krzysztofora meninggal setelah melakukan perlawanan panjang. Matanya dicungkil, lidahnya dipotong, dan ditusuk dengan bayonet 16 kali.

Analisis DNA dari tujuh kerangka Biarawati tersebut sedang dilakukan di Institut Kedokteran Forensik di Gdansk untuk mengkonfirmasi indentitas para Biarawati. Pendeta di Polandia pun juga sedang menyiapkan beatifikasi untuk para suster St. Catherine yang terbunuh.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Tags

Terkini

Terpopuler