Pengamat Keamanan Ngasiman Djoyonegoro; Jelang Pemilu 2024, Polri Harus Mampu Tangani Hoax

- 30 Juni 2023, 13:00 WIB
Buku ‘Polri Presisi, Polri Mengabdi: Reformasi Polri di diterbitkan Dr. Ngasiman Djoyonegoro untuk menjabarkan apresiasi atas pelaksanaan visi “Polri Presisi” dan HUT Bhayangkara ke-77, tahun 2023.
Buku ‘Polri Presisi, Polri Mengabdi: Reformasi Polri di diterbitkan Dr. Ngasiman Djoyonegoro untuk menjabarkan apresiasi atas pelaksanaan visi “Polri Presisi” dan HUT Bhayangkara ke-77, tahun 2023. /Foto: Handout/Dokumen Pribadi Dr. Ngasiman Djoyonegoro/

PORTAL LEBAK - Pengamat intelejen dan keamanan Dr. Ngasiman Djoyonegoro mengungkapkan tantangan besar Polri di tahun 2023 sangat nyata, apalagi menghadapi tahun politik dan pemilihan umum (pemilu) 2024.

Ngasiman Djoyonegoro menilai setdaknya terdapat tiga persoalan utama Polri yaitu pertama, maraknya hoax yang dibungkus dengan politik identitas jelang Pemilu 2024.

Kedua, menurut Ngasiman Djoyonegoro, Polri harus mampu memulihkan kepercayaan masyarakat atas kinerjanya, setelah mencuat perkara Ferdy Sambo, tragedi di Stadion Kanjuruhan, serta kasus Teddy Minahasa.

Baca Juga: Bareskrim Polri Ungkap dan Bekuk Jaringan Narkoba Internasional

Serta persoalan ketiga, menurut Ngasiman yaitu bagaimana Polri menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan perkembangan Police 4.0 demi meningkatkan pelayanan kepada publik.

“Sebaran berita bohong alias hoax, ujaran kebencian atau hate speech, serta fitnah yang dibungkus politik identitas harus diantisipasi Polri sejak awal," ujar Ngasiman Djoyonegoro dikutip PortalLebak.com dari keterangan tertulisnya, Jumat, 30 Juni 2023.

"Berita bohong itu bahkan dibumbui isu-isu agama. Sehingga jangan sampai memunculkan polarisasi membuat situasi memanas yang terjadi di Pemilu 2019,” tegasnya.

Baca Juga: Polri Belum Terima Laporan Soal Serangan Siber dari Bank Syariah Indonesia atau BSI

Hoax di Media Sosial

Ngasiman Djoyonegoro yang kerap dpanggil Simon menilai, maraknya penggunaan media sosial (medsos) saat ini, mengakibatkan penyebaran disinformasi, berita hoax bahkan agitasi yang mengarah polarisasi masyarakat, kian berpeluang, di Pemilu 2024.

Menurut Simon, faktor utama mencuatnya politik identitas yakni munculnya pemahaman yang belum tuntas demi menjaga toleransi serta eksistensi identitas di NKRI.

Selanjutnya, literasi digital masyarakat yang rendah, adanya kecerobohan atau kesengajaan para pihak dan elit politik tertentu untuk menyebar komunikasi yang menyinggung psikologi massa.

Baca Juga: Ratusan Karyawan PT Batuah Energi Prima Berunjuk Rasa, Mereka Terlantar Akibat Penyidikan di Bareskrim Polri

Simon berpandangan bermacam-macam inovasi pelayanan Polri bisa dioptimalkan agar antisipasi ini tercipta. Contohnya, Polri mempunya program Dumas Presisi (Pengaduan Masyarakat) online, kegiatan “Jumat Curhat,” call center 110, SuperApp Presisi Polri termasuk patroli siber.

Program-program Polri itu bisa dimanfaatkan semaksimalnya agar teridentifikasi, menjaring persoalan, membongkar kasus yang mencuat, sekaligus pengaduan ke Polri yang dilakukan masyarakat.

“Sebagai pengamat dan akademisi saya menilai keseriusan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo melalui visi “Polri Presisi” mengembalikan peran dan fungsi Polri di tengah masyarakat,” ucap Simon yang menjabat Rektor Institut Sains dan Teknologi (ISTA) Al-Kamal, Jakarta.

Baca Juga: Ada Beasiswa Indonesia Bangkit, Pendaftaran Seleksi Diperpanjang Hingga 10 Juli 2023

“Meski demikian saya percaya, Polri sudah mengantisipasi melalui berbagai tindakan pencegahan serta pelayanan publik, baik proaktif serta lewat penerimaan aduan masyarakat,” papar Simon.

HUT Polri ke-77 Diwarnai Peluncuran Buku

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dinilai Simon, adalah lembaga penegak hukum yang berperan demi memelihara keamanan, menjaga ketertiban umum serta mengayomi masyarakat.

Sehingga, tiap jajaran kepolisian dituntut selalu mampu beradaptasi seiring tantangan zaman. Institusi Kepolisian yang kuat menjadi salah satu prasyarat menopang dan membangun Indonesia Emas ke depannya.

Baca Juga: Jemaah Haji Harus Ingat: Bagasi Jemaah akan Ditimbang Dua Hari Sebelum Kepulangan

Seperti diketahui, pada 1 Juli 2023 Polri memasuki usia ke-77 tahun, diperingati dengan Tema "Polri Presisi Untuk Negeri, Pemilu Damai Menuju Indonesia Emas"

Seiring dengan itu, ikut menyemarakkan peringatan HUT Polri ke-77 sebagai pengamat intelijen dan keamanan, Dr. Ngasiman Djoyonegoro menggelar soft launching sebuah buku, karya yang ditulisnya dibalut judul ‘Polri Presisi, Polri Mengabdi: Reformasi Polri di Era Digital Society’.

Buku ini ditulis Ngasiman Djoyonegoro bertujuan agar melihat pengembangan pelayanan kepolisian serta efektifitasnya di tengah masyarakat.

Baca Juga: Temukan beda gambar, Tes IQ: Selamatkan Sang Gadis dari Cakaran Kucing Liar yang Rabies

Buku ini juga membahas tentang perkembangan Reformasi Polri mulai sejarah kepolisian dari zaman kerajaan hingga era reformasi, kebijakan Reformasi Polri, Police 4.0, sampai penerapan operasional visi “Polri Presisi.”

Menurut Ngasiman Djoyonegoro program Police 4.0 adalah prioritas Kapolri menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Polri unggul juga beradaptasi di tengah revolusi industri 4.0 yang sarat kemajuan teknologi dan informasi.

Bahkan Ngasiman menilai kini telah mencuat tantangan society 5.0. yang merupakan konsep kolaborasi antara manusia serta mesin demi meningkatkan kualitas hidup, untuk memecahkan masalah dan mewujudkan lingkungan yang baik.

Baca Juga: Ribuan Jemaah Haji Indonesia Terlantar di Muzdalifah, Ini Kesaksian Hasbi Jayabaya

Otomatis menurut Ngasiman Polri dituntut mejadi SDM terampil di alur manajemen, perencanaan, programming, pakar keamanan siber, IT hingga pakar robotika.

Buku ‘Polri Presisi, Polri Mengabdi: Reformasi Polri di diterbitkan Dr. Ngasiman Djoyonegoro untuk menjabarkan apresiasi atas pelaksanaan visi “Polri Presisi” dan HUT Bhayangkara ke-77.

Perspektif dan pandangan yang komprehensi atas penerapan tagline “Polri Presisi,” menyeluruh di bidang organisasi, operasional, pelayanan publik dan pengawasan Polri supaya bisa diterapkan sebagai masukan demi penguatan institusi kepolisian dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Lima Metode Menyimpan Daging Kurban Agar Awet Hingga Sebulan Tanpa Mengurangi Nilai Gizinya

"Selamat HUT Bhayangkara, Dirgahayu Kepolisian Republik Indonesia ke-77 tahun. Semoga setiap anggota Polri makin solid, melayani sepenuh hati, mengayomi, melindungi masyarakat dan amanah mengabdi demi negeri," jelas Simon.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah