Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono menyatakan penataan kawasan pusaka SRG merupakan pemugaran rumah gadang dengan melibatkan tukang-tukang tuo yang memiliki keahlian dalam membangun serta membuat ornamen bangunan, seperti ukir-ukiran.
Baca Juga: Kapolri: Tindak Tegas, Polisi Terjerat Kasus Narkoba dan Kasus Pidana
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 13 April 2021: Ricky Terus Terror Elsa untuk Penuhi Janjinya
Keahlian ini perlu terus dipelihara, sehingga kegiatan pemugaran ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi masyarakat setempat dalam memelihara tradisi dan keahlian yang unik.
Konsep revitalisasi Kawasan SRG tetap mengedepankan keutuhan kearifan lokal yang dimulai dari proses Identifikasi dan Inventarisasi Kerusakan Rumah Gadang, hingga proses Perencanaan Rumah Gadang dengan melibatkan tim dari Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA).
Arsitek Rumah Gadang, Dr. Ir. Johny Wongso dan Tim dari Universitas Bung Hatta menggawangi proyek ini. Proyek dengan biaya APBN 2019-2020 sebesar Rp67,3 miliar ini juga menggandeng kontraktor pelaksana PT. Wisana Matra Karya dan konsultan perencana PT. Jakarta Konsultindo.
Guna mencegah penyebaran virus SARS-Cov 2 (Covid-19) selama pelaksanaan kegiatan revitalisasi berlangsung, pekerja proyek tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Baca Juga: Jalan Amblas di Kota Depok, Satu Motor dan 2 Gerobak Terperosok di Dalamnya