Menurut Dr. Hasto ketersediaan makanan bagi masyarakat harus dilakukan. Jangan sampai ada desa rawan pangan sehingga operasi pangan oleh badan pangan nasional harus terus dilakukan untuk memastikan pasokan terjaga.
"Kelima, pendataan harus bagus karena bagaimana mau melakukan treatmen jika data yang dimiliki tidak akurat. Seperti penimbangan bayi harus mencapai 90 persen. Jadi lima hal inilah yang harus kita lakukan," tambahya.
Selain itu, lanjut Hasto, mental health. Oleh sebab itu, saya katakan bangunlah jiwanya, bangunlah raganya. Jika raga itu sukses, maka jiwanya jangan dilupakan.
"Ada anak-anak sejak lahir pertumbuhan fisiknya bagus dan tidak stunting, tapi jiwanya belum tentu sehat. Dan akhir-akhir ini, mental disorder adalah gangguan jiwa sebenarnya. Hanya saja mental disorder itu gangguan jiwa ringan," ujarnya.
Menurut riset kesehatan dasar Tahun 2013, dari 100 remaja, 6,1 persennya memiliki potensi ODGJ. Saat ini dari 100 orang remaja 9,8 persennya memiliki bakat ODGJ. Berarti trend terjadinya ODGJ terus meningkat.
ODGJ tahun 2013 diangka 1,7 per 1000 orang. Sekarang naik menjadi 7 per 1000 orang. Kenaikan ini sangat pesat.
"Bahayanya apa? Pertama, narkotika semakin meningkat dikarenakan semakin banyak orang stres maka semakin banyak pelariannya ke narkotika. Buktinya, saat ini rutan-rutan 60 persen isinya adalah pengguna narkotika. Kedua, perceraian keluarga makin tinggi dikarenakan banyak toxic," tutup Hasto Wardoyo.
Diketahui kegiatan itu di hadiri Wakil Bupati se-Sulbar selaku Ketua TPPS Kabupaten; Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN RI, I Made Yudhistira Dwipayama;