Nasib Surya Paloh dan Partai NasDem di Tangan Megawati, Prabowo, LBP dan Presiden Jokowi

- 8 Februari 2023, 21:18 WIB
Surya Paloh mengatakan ingin bertemu Megawati.
Surya Paloh mengatakan ingin bertemu Megawati. /Pikiran Rakyat/ Oktaviani/

 

PORTAL LEBAK - Langkah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden, dinilai banyak pihak semakin blunder.

Pasalnya, berdasarkan survei Indobarometer pada 21-27 Januari 2023 mengungkapkan tiga partai yakni NasDem, PPP dan PAN terancam gagal ke Senayan karena elektabilitasnya turun.

Direktur Eksekutif Indobarometer Leonard SB menyatakan elektabilitas Partai NasDem hanya sedikit mengalami kenaikan, meski sebelumnya pada bulan November dan Desember 2022 lalu terus turun paska men-deklarasikan Anies Baswedan.

Baca Juga: Ketum DPP NasDem Surya Paloh Tekankan Tetap Dukung Pemerintahan, Usai Bertemu Ketum DPP Golkar Airlangga Harta

Hal senada diamini oleh Penasehat DPP Dulur Ganjar Pranowo, (DGP) Sabar Mangadoe yang mengungkapkan ada satu poin penting, dalam nasib elektabilitas Partai NasDem.

Semakin Anjlog Elektabilitas NasDem

"Kali ini nasib Ketum Partai NasDem Surya Paloh, benar-benar akan banyak tergantung dari respon politik #TriumviratPANCASILA dan Presiden Jokowi," nilai Sabar Mangadoe.

Tiga orang Tokoh dalam Triumvirat Pancasila yang menjadi penentu dan yang dimaksud oleh Sabar Mangadoe, yakni: Megawati Soekarnoputri dengan PDI Perjuangan.

Baca Juga: Jurus Partai NasDem 'Main Mata' Sekretariat Bersama Partai Gerindra dan PKB

Lalu Prabowo Subianto dengan Kebangkitan Indonesia Raya, atau KIR yang terdiri dari Gerindra dan PKB.

Serta Luhur Binsar Pandjaitan (LBP) dengan Koalisi Indonesia Bersatu, atau KIB yang terdiri dari Golkar, PPP dan PAN.

Jadi keenam partai ini, yaitu PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, Golkar, PPP dan PAN yang dimaksud oleh Sekjend PDI Perjuangan, Hasto Kristianto sebagai Koalisi Besar.

Baca Juga: Suroto Ketum DPP DGP: Partai NasDem Terperangkap Jebakan Batman Bikinan Surya Paloh

Presiden Jokowi tentunya juga menentukan nasib pertaruhan politik Surya Paloh dan NasDem menjelang pemilu 2024 ini.

Akrobat Politik Surya Paloh, Terperangkap Jebakan Batman

"Jauh sebelumnya, sejak Surya Paloh bertemu empat Mata dengan Jokowi di Istana, pada tanggal 19 Agustus 2022 untuk 'Pamitan', DGP sendiri lansung luncurkan Prediksi #Hanya2POROS dengan Skenario Ke-2. Menambahi yang sebelumnya, yaitu Skenario Ke-1," ungkap Sabar.

"Tapi tiba-tiba bak petir menyambar di siang bolong, Sang Politisi Ulung Surya Paloh, lakukan 'Akrobat politik' pada tanggal 03 Oktober 2022. Partai NasDem Deklarasi Anies sebagai Bakal Capres 2024," paparnya.

Baca Juga: Korban Jiwa Gempa Magnitudo 7,8 Lewati 11.000 Orang, Presiden Erdogan Jawab Lambatnya Respon Pemerintah

Akrobat Politik Surya Paloh ini tanpa ajak Demokrat dan PKS, dan dinilai Sabar juga dilakukan tanpa konsultasi kepada sosok Jokowi ataupun Triumvirat Pancasila.

Maka DGP menurut Sabar, di saat itu juga DGP lansung luncurkan prediksi politik berikutnya berupa Quote 'NasDem telah terperangkap Jebakan Batman yang dibikin oleh Surya Paloh sendiri'

"Ternyata kini semakin terbukti semakin benar. Kemudian pertanyaan yang paling pentingnya, akan mampukah Surya Paloh membuat Partai NasDem melepaskan diri dari Jebakan Batman yang dibikin-nya sendiri ini?," tanyanya.

Baca Juga: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Memuji Menguatkan Tentara Jelang Pamer Senjata Terbaru

Langkah penyelamatan darurat ini, menurut Sabar, agar nanti jumlah perolehan kursi DPR RI 2024-2029 minimal masih mampu di atas 23 kursi. Saat ini jumlah kursi NasDem 59 kursi. Kita tonton ikuti sajalah drama politik yang seru ini, kata Sabar.

Langkah-langkah politik strategis tersebut harus sesegera mungkin diambil. Agar elektabilitas NasDem jangan semakin lama semakin anjlog terus.

Pada akhirnya mengakibatkan NasDem sampai terbuang dari Senayan. Tapi bak istilah; 'Tak Ada Makan Siang Gratis Dalam Politik, Mahal Sekali Bayarnya'.

Baca Juga: Agensi Aktris KPop Son Ye Jin Tanggapi Dugaan 'Bocoran' Foto Anak Pasangan tersebut

Sepandai-pandainya tupai meloncat, akhirnya jatuh ke tanah jua

Pembina DGP yang juga pendiri Bara JP ini, kemudian melantunkan perumpamaan lama: "Sepandai-pandainya tupai meloncat, akhirnya jatuh ke tanah jua" yang berarti: Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.

"Memang tak ada yang tak mungkin dalam dunia politik, apalagi politik di Indonesia. Karena politik itu adalah seni dari segala kemungkinan," pungkas Sabar Mangadoe.

"Tapi tak ada makan siang gratis dalam politik, itu harus dicamkan oleh Surya Paloh. Apalagi kalau soal makan malam (dinner politics) dalam politik, pasti tak akan ada yang gratis, Harus bayar pak Paloh!" seru Sabar Mangadoe.

Baca Juga: Rusia Gencar Lakukan Serangan di Musim Dingin, Ukraina mengharapkan Senjata baru

"Kali ini bayarnya akan mahal sekali. Kesalahan akibat tindakan akrobat politik Surya Paloh adalah keuntungan bagi lawan, bahkan teman politiknya sendiri," tandasnya.

Surya Paloh harus mengambil langkah-langkah politik strategis bersifat darurat dengan sesegera mungkin. Agar elektabilitas NasDem jangan sampai semakin lama semakin anjlog terus.

Caranya, hanya satu jalan yang tersedia. NasDem sesegera mungin tinggalkan Demokrat dan PKS, namun harus di saat itu juga sudah diterima bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu, atau KIB, yang terdiri dari Golkar, PPP dan PAN.

Baca Juga: Tiga Teknologi Pintar Pada Model Terbaru Kawasaki Ninja H2 SX SE Membuatnya Pantas Dihargai Rp423 juta

Karena PDI Perjuangan memang tak mungkin menerima NasDem bergabung. Sedangkan KIR, yaitu Gerindra dan PKB rasanya sulit sekali mau menerima NasDem bergabung.

Dengan cara di atas, diharapkan NasDem tidak sampai terbuang dari Senayan karena jumlah perolehan kursinya dibawah 23 anggota DPR-RI 2024-2029.

Tapi bak istilah; 'Tak Ada Makan Siang Gratis Dalam Politik, Akan Mahal Sekali Bayarnya'.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x