Pileg Proporsional Terbuka Terbukti Suburkan Politik Uang Para Caleg
Fakta lainnya yang bikin kita tambah miris, ternyata sejak Pileg 2009, lalu 2014 dan kemudian 2019 yang lalu, Pileg dengan sistem Proporsional Terbuka telah terbukti justru semakin menyuburkan praktek politik uang antara para Caleg dengan Kaum Wong Cilik.
"Akibatnya Pileg dengan Sistem Proporsional Terbuka selama ini, semakin lama semakin banyak para anggota legislatif (DPR-RI, DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota, juga DPD-RI) yang menang karena metoda andalan mereka adalah praktek politik uang ini," paparnya.
Almarhum Buya Syafii Maarif, menurut Sabar, selalu bolak-balik lantang dan lugas mengatakan bahwa Indonesia memasuki fase Demokrasi Tuna Adab, tapi para Politisi dan Partai seolah tidak ada yang mau peduli sama sekali.
Lalu ditambah lagi dengan fenomena politisasi agama dari kaum radikal agama transnasional (K@rat) atau yang populer di Indonesia disebut sebagai kaum Kadrun. Seperti contoh yang terjadi dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 lalu, pesta demokrasi malah menjadi kentara sekali tuna adab menuju biadab.
"Ringkasnya, kini Indonesia memasuki fase Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab," tegas Sabar dilansir PortalLebak.com dari keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Jalan Amblas di Jalan TB Simatupang, Bina Marga DKI Jakarta Segera Perbaiki