Arab Saudi Hanya Izinkan Ponsel China dan Larang Pabrikan AS Beredar, Terkait Proyek 'Gerbang Prisma' CIA

6 Februari 2023, 18:57 WIB
Toko Huawei yang berada di Jeddah Park Mall, kota Jeddah, Arab Saudi /foto: Twitter / @SaudiAndroid/

PORTAL LEBAK - Amerika Serikat memiliki ambisi besar meraih kesuksesan di bidang sains dan teknologi. Mempertahankan keunggulannya di dunia dalam mengembangkan teknologi mutakhir, AS membatasi negara berkembang dan teknologi mutakhir di dunia.

Menurut laporan media Jepang, Arab Saudi hanya mengizinkan penggunaan ponsel pabrikan China dan melarang ponsel AS beredar di negara tersebut.

Siapa pun yang pernah mendengar insiden 'Prism Gate' atau Gerbang Prisma, harus tahu bahwa menurut penggabungan dan integrasi berita yang dirilis oleh mantan karyawan CIA bernama Edward Snowden dan berita dari saluran lain, kita dapat mengetahui bahwa AS sejak lama meluncurkan proyek prisma pada tahun 2007. Proyek itu berkode US-984XN.

Baca Juga: Teknologi CCS/CCUS Berperan Penting Turunkan Emisi Karbon Migas pada Sektor Energi

Dilansir PortalLebak.com dari iMedia, konten utama dari proyek Prism Gate adalah apa yang disebut sebagai pengupingan elektronik rahasia, yang menguping dan mengakses data pengguna melalui perangkat elektronik. Mudahnya disebut sebagai intersepsi atau penyadapan.

Menurut metode pemantauan yang diumumkan oleh Arab Saudi, total ada tiga jenis pengupingan. Salah satunya membaca dan memantau informasi data melalui perangkat terminal seperti ponsel, tablet, jam tangan pintar, dan PC.

Metode yang kedua adalah melaui Sistem Operasi atau OS dari pengembang Amerika, seperti Windows, Android, iOS, dan OS lainnya.

Baca Juga: Ini Kemampuan Samsung Galaxy S Terbaru, Dua Film Kelas Dunia Dibuat Gunakan Smartphone S23 Ultra

Metode yang ketiga yaitu melalui jejaring media elektronik yang berbasis di AS. Sebagai contoh Google, Yahoo, Facebook, dan jaringan operator komunikasi.

Seorang mantan anggota Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Edward Snowden, membocorkan bahwa sejak 2009, AS telah mulai memantau beberapa teknologi yang dikembangkan di China serta Hong Kong melalui OS yang teramati menunjukkan perilaku berbahaya.

Alasan Huawei dijatuhi sanksi berkali-kali juga telah diungkap. Dugaan bahwa penjatuhan sanksi tersebut tidak dapat dipisahkan dari niat AS membatasi negara berkembang lebih pesat dari mereka.

Baca Juga: Uni Eropa UE Pelajari Apakah Perusahaan Big Tech Harus Bayar Subsidi Biaya Jaringan Intenet

Semua orang tahu bahwa perkembangan Huawei sebelumnya dalam bisnis telekomunikasi seperti ponsel dan jaringan 5G.

Perangkat pintar buatan Huawei yang kian merajai pasar mulai mempengaruhi bisnis Apple sekaligus sistem iOS. Tidak hanya itu tetapi juga mengurangi penjualan domestik model Android lainnya berdasarkan peningkatan sistem Android.

Di sisi lain, ketika bisnis komunikasi 5G besutan Huawei mulai muncul, ia menduduki sebagian besar pangsa pasar internasional dan bahkan disambut baik di banyak negara barat.

Baca Juga: Roll-Royce Uji Darat Mesin Pesawat Bertenaga Gas Hidrogen, Hasil Tes Tunjukan Tingkat Keamanan Tinggi

Hal ini menyebabkan AS mengkhawatirkan stabilitas dan perluasan pengawasan informasi elektronik yang sedang mereka jalankan.

Sehingga AS mulai bekerja keras untuk menahan kecepatan Huawei berkembang, bahkan sanksi waktu itu hampir membunuh Huawei.

Karena Huawei mempertahankan kualitas, ia memilih untuk menggunakan sarana lagi, selain chip frekuensi radio 5G yang sebelumnya dibatasi, ini ditujukan untuk produk seperti Wi-Fi 6, Wi-Fi 7, chip 4G, buatan intelijen, dan komputasi awan. Mereka semua memutuskan pasokan, untuk "membunuh" Huawei dalam arti sebenarnya.

Baca Juga: Twitter Resmi Tunda Blue Verified, Elon Musk Tak Percaya Diri dengan Ceklis Biru Berbayar

Oleh karena itu, Arab Saudi mengeluarkan peraturan yang hanya mengizinkan penggunaan ponsel buatan China dan melarang penggunaan ponsel buatan Amerika Serikat.

Sebaliknya, meskipun banyak merek model dalam negeri masih menggunakan chip serba guna Amerika dan sistem operasi berdasarkan peningkatan Android. Tetapi keamanannya masih lebih baik daripada produk perusahaan Amerika.

Terutama karena masih memungkinkan untuk memodifikasi bagian dari struktur sistem Android atau menambahkan chip keamanan independen ke badan pesawat untuk secara efektif mengurangi risiko pemantauan elektronik.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: min.news

Tags

Terkini

Terpopuler