Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Kenaikan Harga Pangan di Tanah Air

23 Mei 2022, 08:06 WIB
Harga Pangan Global Capai Level Tertinggi, Kelaparan dan Kerusuhan Intai Negara-negara Miskin Afrika /Pixabay/shixugang

PORTAL LEBAK - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menegaskan di dunia, termasuk Indonesia, menghadapi kemungkinan kenaikan harga pangan dan energi yang signifikan.

Meski tidak mudah, pemerintah terus berupaya mencegah lonjakan harga di kedua sektor tersebut.

“Ini tidak mudah, terutama dengan dua hal yang terjadi di seluruh negeri saat ini. Pertama, energi, energi ini terdiri dari bahan bakar, gas, listrik tengah naik, di semua negara," ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga: Beberapa Harga Bahan Kebutuhan Pokok Lebih Tinggi dari HET, Satgas Pangan Polri Belum Temukan Pelanggaran

"Yang kedua pangan, semuanya naik harganya,” papar Presiden Jokowi saat membuka Rakernas V Projo 2022 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 23 Mei 2022.

Presiden jokowi mencontohkan kebijakan pemerintah untuk mencegah kenaikan harga minyak goreng.

Untuk minyak goreng, Presiden mengatakan sejumlah kebijakan telah diputuskan untuk menjaga harga minyak goreng tetap stabil di pasaran.

Namun, Kepala Negara mengakui, memecahkan persoalan naik turun harga minyak goreng bukanlah hal yang mudah.

Baca Juga: Atasi Stunting, BKKBN Kerjasama Membangun Rumah Pangan Lestari Dengan Kementan

Presiden menjelaskan, sejak Januari 2022, harga minyak goreng mengalami kenaikan akibat kenaikan harga internasional.

"Karena harga minyak goreng, khsusunya di Eropa, di AS tinggi, harga domestik ditarik ikut (terkatrol naik)," kata Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, produsen minyak goreng dalam negeri lebih memilih untuk mengekspor minyak goreng daripada mengambilnya di dalam negeri.

Kondisi ini dinilai Jokowi, yang menyebabkan harga minyak dalam negeri yang tinggi karena cadangan yang langka.

Baca Juga: Polisi Awasi Ketersediaan dan Kestabilan Harga Minyak Goreng, Ini Aturannya

Untuk mengatasi masalah ini, Presiden mengaku telah memutuskan sejumlah kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Akhirnya saya memutuskan, minyak goreng tidak boleh diekspor. Tapi itu juga bukan kebijakan yang mudah," ujarnya.

“Tidak mudah bagi sebuah negara untuk menemukan keseimbangan seperti ini, jangan berpikir itu mudah, itu tidak mudah. Demikian pula, selain bisnis petani, bisnis buruh sawit juga soal penerimaan APBN,” tambahnya.

Namun, Presiden Jokowi optimistis dalam dua pekan ke depan harga minyak goreng di pasar akan sesuai dengan ekspektasi pemerintah.

Baca Juga: Memburu Bakat Petenis Junior, Pelti Gelar Turnamen Tenis Internasional

"Tapi kuncinya ketemu, seminggu dua minggu insya Allah harga minyak goreng curah Rp14.000 (perliter)," ungkap kepala negara.

Presiden Jokowi juga menegaskan akan terus memantau ketersediaan dan harga minyak goreng di dalam negeri.

“Sebelumnya saya cek di pasar muntilan, saya mampir dulu di pasar muntilan, saya cek harga per liter Rp.14.500. Besok saya mau cek pasar lain, mungkin dalam satu atau dua minggu, saya kira semuanya memiliki harga yang sama,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyambut baik harga beras yang relatif stabil dan stok beras yang cukup.

Baca Juga: Video Oknum Petugas Asyik Merokok di SPBU Rest Area Tol Jakarta Cikampek KM 62, Pihak Jasa Marga Jelaskan Ini

Selama tiga tahun terakhir, Presiden melalui setkab.go.id yang dilansir PortalLebak.com, nilai impor beras pemerintah sangat rendah.

“Biasanya kita impor 1,1-2 juta ton per tahun, sudah tiga tahun kita tidak melakukannya. Ini harus dipertahankan. Untungnya, kami dapat memperluas gudang. Artinya produktivitas petani harus ditingkatkan,” nilai Presiden Jokowi.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler