Baca Juga: Aparatur Sipil Negara Dilarang Bepergian saat Libur Isra Mikraj dan Nyepi 2021
Terhampar di beberapa kabupaten di Riau yaitu; Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir. "Rata-rata produksi Blok Rokan dalam produksi nasional adalah sebesar 46 persen, sejak tahun 1951 hingga tahun 2020," jelasnya.
Legislator dapil Sumatera Selatan II ini mengungkapkan Blok Rokan memiliki 115 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Potensi Lapangan Duri pertama kali ditemukan pada Tahun 1941 dan dimana produksi pertamanya terjadi pada Tahun 1951 dibawah pengelolaan Caltex, yang kemudian berlanjut dibawah nama PT Chevron Pacific Indonesia hingga tahun 2021.
Baca Juga: Calon Kepala Sekolah di Kabupaten Lebak, Ikuti Pendidikan dan Latihan
Baca Juga: Geng Motor All Star di Kota Serang, Tangkap Semua dan Pidanakan
Alex mengatakan, selama masa transisi perlu dilakukan komunikasi intensif berbagai pemangku kepentingan, khususnya kepada pihak PT Pertamina Hulu Rokan dan PT CPI, agar proses transisi seperti peralihan kontrak kerja mitra, aset, formula dan teknologi, transfer data, tenaga kerja, SOP dan lainnya dapat berjalan lancar. “Sehingga bisa menjaga produksi di Blok Rokan dan menahan natural decline rate atau penurunan alamiah dengan melakukan pemboran sesuai target," tuturnya.
Setali tiga uang, Gubernur Riau Syamsuar berharap peralihan pengelolaan ladang minyak Blok Rokan dari CPI ke Pertamina, tidak menimbulkan masalah ketenagakerjaan.
"Pemprov Riau dan seluruh masyarakat Riau mendukung nasionalisasi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina apabila bisa memberi manfaat yang lebih besar bagi daerah penghasil," kata Syamsuar.
Baca Juga: Ini Situasi Saat Disiplin Penggunaan Senjata Api Polisi Diperiksa Atasannya