PORTAL LEBAK - Outstanding utang Indonesia mencapai Rp8.041 triliun pada November 2023, menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto, dia yakin jumlah utang itu masih aman.
Menurut Suminto, efektivitas utang pemerintah tidak hanya mengacu pada kondisi nominal saja, namun juga perlu memperhatikan berbagai indikator lainnya.
"Tetapi tentu saja, ketika kami melihat berbagai metrik portofolio utang kami, kami tidak hanya melihat nilai nominalnya, kami juga melihat kinerja utang tersebut, termasuk risikonya. Ini lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Suminto pada Konferensi Pers Kinerja dan Implementasi APBN 2023 yang digelar di Jakarta, Selasa.
Baca Juga: Pemerintah Tawarkan Surat Utang Seri ORI019 Hingga 18 Februari 2021, Ini Besaran Kuponnya
Berdasarkan indikator utang terhadap PDB yang saat ini sebesar 38,11%, Sumint menilai utang Indonesia sudah membaik signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Rasio tersebut mengalami penurunan dibandingkan Desember 2022 sebesar 39,7 persen dan Desember 2021 sebesar 40,7 persen.
Selanjutnya, jika mengacu pada indikator utang berdasarkan risiko nilai tukar, maka porsi nilai tukar utang valas Indonesia juga mengalami penurunan.
Per November 2023, dia menjelaskan utang negara dalam mata uang asing sebesar 27,5%. Pada November 2023, hanya 27,5 persen utang negara dalam mata uang asing. Dalam hal ini, lebih baik dari sudut pandang risiko mata uang.
"Selain itu, jika dilihat dari indikator risiko refinancing, rata-rata sisa jangka waktu (rata-rata tahun hingga jatuh tempo) utang pemerintah dinilai cukup panjang, yaitu sekitar 8,1 tahun," ujarnya.