Ukraina Khawatir, Rusia akan Menempatkan Lebih 120.000 Tentara di Perbatasannya

21 April 2021, 14:26 WIB
Tank dari pasukan bersenjata Ukraina bersiap siaga, di sepanjang wilayah perbatasan Timur Ukraine, (20/04/2021). /Foto: REUTERS/PRESS SERVICE OF JOINT FORCES OP/

PORTAL LEBAK - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada hari Selasa, Rusia akan segera memiliki lebih dari 120.000 tentara di perbatasan Ukraina.

Menlu Ukraina tersebut, juga menyerukan sanksi ekonomi baru dari negara Barat, untuk mencegah Moskow menjalankan apa yang disebutnya 'eskalasi lebih lanjut'.

Washington dan NATO telah khawatir dengan peningkatan besar penempatan pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea, semenanjung yang dianeksasi Moskow dari Ukraina, tahun 2014.

Baca Juga: Polisi Cokok 4 Pelaku ganjal mesin ATM, Beroperasi Menyamar Sebagai Nasabah Bank

Para Pejabat koalisi Barat mengatakan konsentrasi jumlah pasukan saat ini, lebih besar daripada selama pencaplokan itu. Angka yang diberikan oleh Kuleba lebih tinggi dari perkiraan Ukraina sebelumnya yang berjumlah 80.000 tentara Rusia, dimana 50.000 di antaranya adalah penempatan pasukan baru.

"Pasukan Rusia terus tiba di dekat perbatasan kami di timur laut, di timur dan di selatan. Dalam waktu sekitar seminggu, mereka diperkirakan akan mencapai pasukan gabungan lebih dari 120.000 tentara," kata Kuleba pada konferensi pers online, seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, Rabu 21 April 2021.

Kuleba memperingatkan apa yang dia katakan sebagai ketidakpastian Moskow, meskipun dia menyatakan Ukraina tidak ingin berkonflik dengan Rusia.

Baca Juga: Tersangka Penista Agama Jozeph Paul Zhang masih WNI, Polri Gunakan Hukum Indonesia

"Ini tidak berarti mereka akan berhenti menambah pasukan mereka pada jumlah itu," tegas Kuleba.

Dia menilai, biaya untuk mencegah eskalasi Rusia lebih lanjut akan selalu lebih rendah daripada biaya untuk menghentikannya dan mengurangi konsekuensinya ekspansi Rusia.

"Jauh lebih efektif untuk secara jelas membuat Moskow memahami bahwa tahap baru agresi, akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi Rusia, isolasi internasional. dan sanksi ekonomi yang menyakitkan," jelas Kuleba.

Baca Juga: Polisi Pembunuh George Floyd Akhirnya Didakwa Bersalah, Ini Hukuman Maksimal Bagi Derek Chauvin

Ukranai selanjutnya juga meminta Moskow untuk berkomitmen kembali pada gencatan senjata di timur Ukraina. Pasukan yang didukung Rusia telah memerangi pasukan Ukraina dalam konflik yang menurut Kyiv, telah menewaskan 14.000 orang sejak 2014.

Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas meningkatnya korban, dalam konflik dalam beberapa pekan terakhir. Kuleba mengatakan penembak jitu Rusia membunuh tentara Ukraina untuk memprovokasi Ukraina, untuk melakukan serangan balik.

Rusia mengatakan penambahan pasukannya adalah latihan militer kilat tiga minggu, untuk menguji kesiapan tempur dalam menanggapi apa yang disebutnya perilaku mengancam dari NATO.

Baca Juga: Hari Kartini 2021, Menkeu Sri Mulyani Ungkapkan Perasaannya

Moskow pada Selasa juga menuduh AS dan NATO melakukan "aktivitas provokatif" di perairan dan wilayah udara Laut Hitam.

Kuleba menghadiri konferensi video dengan para menteri luar negeri Uni Eropa dan mengatakan dia secara terbuka 'meminta rekan-rekannya untuk mulai mempertimbangkan babak baru sanksi sektoral terhadap Rusia'.

Dia menilai tidak merasa menteri Uni Eropa siap untuk langkah seperti itu, tetapi dia mengatakan kepada mereka, bahwa sanksi individu terhadap pejabat Rusia tidaklah cukup.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler