Pemerintah Rusia ragu Vaksin yang Sudah Dibuat, Apa Mempan Melawan varian Delta dari India

19 Juni 2021, 12:21 WIB
Dokumentasi foto - seorang petugas menyemprotkan desinfektan untuk menyuci hama kan Stasiun Kereta Rizhsky salah satu wilayah penyebaran virus corona (Covid-19) di Moscow, Rusia (17/06/2021). /Foto: via REUTERS/RUSSIAN EMERGENCIES MINISTRY/

PORTAL LEBAK - Walikota Moskow Sergei Sobyanin memperpanjang pembatasan wilayah, terkait Covid-19, yang telah ia terapkan bulan Juni 2021 ini.

Larangan itu mencakup melakukan setop acara dengan lebih dari 1.000 orang, hingga pembatasan pukul 11 ​​malam, waktu penutupan restoran dan penutupan zona supporter di laga Euro 2020.

Sobyanin menjelaskan awal pekan ini bahwa situasi di ibu kota Rusia, Kremlin, kediaman bagi 13 juta warganya, kita memburuk akibat pandemi Covid-19 yang menular dengan cepat.

Baca Juga: Wapres: 40 Persen Alokasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah untuk UMKM

"Menurut data terbaru, 89,3 persen orang Moskow (baru-baru ini-Red) didiagnosis dengan Covid-19 yang telah bermutasi yang disebut varian Delta atau India," ungkap berita TASS, mengutip Sobyanin.

Seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, kota Moskow menyumbang lebih dari setengah, dari jumlah 17.262 pasien baru Covid-19 yang dilaporkan di seluruh Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Presiden Vladimir Putin memantau situasi dengan cermat.

Baca Juga: Menikmati Musik Jazz di Pantai Losari, Nantikanlah 'Makassar Jazz Festival 2021'

Diminta untuk menjelaskan lonjakan itu, Peskov menyalahkan "sifat licik" mutasi virus itu - referensi yang belum mendalam atas mutasinya - serta "nihilisme total dan tingkat vaksinasi yang rendah".

Pada briefing ke media, Peskov menolak saran bahwa orang Rusia enggan melakukan vaksinasi, karena mereka tidak mempercayai pihak berwenang.

Pada 2 Juni 2021, dalam penghitungan terbaru, hanya 18 juta rakyat Rusia yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Baca Juga: Jadwal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021 Diubah Pemerintah

Jumlah ini merupakan seperdelapan populasi Rusia, itu jauh lebih sedikit daripada di sebagian besar negara-negara Eropa Barat.

Ketua Komisi Pemilihan Pusat Ella Pamfilova mengatakan pemungutan suara dalam pemilihan parlemen Rusia musim gugur ini akan diperpanjang.

Penyebabnya sebagian besar karena pandemi, selama tiga hari pada 17-19 September 2021, dari rencana semula satu hari, seperti dilaporkan kantor berita Interfax.

Baca Juga: Lowongan Kerja di Pertamina, Ini Tata Cara Pendaftarannya

Pihak berwenang Moskow minggu ini mengatakan siapa pun yang bekerja dalam peran yang bersentuhan dengan publik harus mendapatkan vaksinasi.

Pada hari Jumat 18 Juni 2021, mereka mengatakan siapa pun yang belum divaksinasi akan ditolak dalam perawatan rumah sakit non-darurat.

Sobyanin mengatakan sekarang bahkan sangat penting untuk mulai memberikan booster lebih lanjut - pada dasarnya, vaksin dosis ketiga.

Baca Juga: Pengungkapan 60 Kg Sabu dan 2 Ribu Ekstasi di Poldasumut, Kapolda Sumut: Perang Terhadap Narkotika!

Ia mengaku sendiri baru mendapat top-up, setelah divaksinasi lengkap setahun lalu.

Dosis ketiga yang ditawarkan adalah pengulangan dari dosis pertama vaksin Sputnik V dua suntikan, ungkap Sobyanin.

Beberapa pejabat Rusia dan anggota elit bisnis, serta beberapa anggota masyarakat, telah mengamankan dosis ketiga dan keempat Sputnik V, Reuters melaporkan pada bulan April 2021.

Baca Juga: Ini Rencana Darurat UEFA untuk Final Euro 2020 yang Dijadwalkan di London

Pertanyaan tentang berapa lama vaksin menawarkan perlindungan terhadap Covid-19 akan menjadi penting, karena negara-negara mengukur kapan atau apakah vaksinasi ulang akan diperlukan.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler