Presiden AS Joe Biden: Rusia harus dikeluarkan dari G20 Tanpa Syarat

- 25 Maret 2022, 15:21 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengajukan 1 syarat agar Rusia bisa menghadiri G20.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengajukan 1 syarat agar Rusia bisa menghadiri G20. /Reuters/Evelyn Hockstein

PORTAL LEBAK - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menilai Rusia harus dikeluarkan dari negara ekonomi utama Kelompok Dua Puluh (G20).

Topik ini diangkat selama pertemuan Joe Biden dengan para pemimpin dunia, di Brussel, Eropa, Kamis 24 Maret 2022 pagi.

“Jawaban saya adalah ya, tergantung pada G20,” ujar Joe Biden, ketika ditanya apakah Rusia harus dikeluarkan dari grup G20.

Baca Juga: Amerika Serikat Tidak Dapat Mengonfirmasi Klaim Rusia soal Penggunaan Rudal Hipersonik

Biden juga menegaskan jika negara-negara seperti Indonesia dan lainnya tidak setuju dengan penghapusan Rusia, maka dalam pandangannya, Ukraina harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan itu.

Seiring dengan itu, para pemimpin Barat terus mengirimkan bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina pada hari Kamis.

Mereka juga mengecam invasi Rusia ke tetangganya sebagai "barbarisme" ketika ribuan orang di kota-kota terkepung dan berlindung di bawah tanah, dari pemboman Rusia.

Baca Juga: Kapal Pesiar Milik Oligarki Rusia Abramovich, Lolos Sanksi Uni Eropa dan Berlabuh di Bodrum Turki

Pertemuan puncak terjadi tiga kali dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah di Brussel.

Pasalnya, aliansi transatlantik NATO, negara-negara kaya G7 dan para pemimpin Eropa membahas konflik terburuk di benua itu, sejak perang Balkan tahun 1990-an.

NATO mengumumkan rencana untuk menempatkan unit tempur baru di empat negara Eropa timur dekat Ukraina.

Baca Juga: Polisi Proses Kasus Investasi Bodong EA Copet, Siap Gerak Cepat Ungkap Sindikatnya

Sementara Amerika Serikat dan Inggris meningkatkan bantuan dan memperluas sanksi dengan target baru, termasuk seorang wanita yang menurut London adalah putri tiri menteri luar negeri Rusia.

"Satu-satunya hal yang paling penting adalah bagi kita untuk tetap bersatu dan dunia terus fokus pada betapa kejamnya orang ini dan semua nyawa orang tak bersalah yang hilang dan hancur," tegas Biden kepada wartawan di Brussels, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir. putin.

"Putin telah melewati garis merah menuju barbarisme," tambah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang dilasir PortalLebak.com dari Reuters.

Baca Juga: Penyelesaian Klaim Buntu, Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 Tuntut Tanggung Jawab OJK yang 'Jalan di Tempat'

Uni Eropa bersiap mengungkap langkah-langkah untuk melepaskan diri dari ketergantungan dengan energi Rusia.

Tindakan ini sesuatu yang mungkin akan menaikkan biaya bahan bakar lebih jauh di seluruh benua.

Karena Moskow memasok 40 persen kebutuhan gas kolektif Uni Eropa dan lebih dari seperempat impor minyaknya.

Baca Juga: Taron Egerton Positif Covid-19, Gangguan Kerja yang Kedua Kalinya Pada Pertunjukan Teater di London

Langkah-langkah itu masih jauh dari seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang meuntut boikot penuh energi Rusia dan zona larangan terbang di atas Ukraina, di mana bom Moskow mendatangkan malapetaka.

Menanggapi pertemuan hari Kamis di Brussel, Moskow menyatakan Barat sendiri yang harus disalahkan atas perang tersebut dengan mempersenjatai "rezim Kyiv".

Invasi Rusia yang diluncurkan pada 24 Februari 2022 lalu telah menewaskan ribuan orang, menyebabkan 3,6 juta warga Ukraina mengungsi ke luar negeri.

Baca Juga: Penyeludupan Sabu Satu Ton Lebih, Begini Modus dan Pengungkapannya

Perang itu menurut PBB, sekaligus menghancurkan kota-kota dan mengusir lebih dari setengah anak-anak Ukraina dari rumah mereka.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x