PORTAL LEBAK - Enam masyarakat adat Peru yang memprotes tambang tembaga Las Bambas MMG Ltd, menyatakan tidak ada kesepakatan setelah satu bulan penuh pembicaraan.
Sehingga akhirnya gencatan senjata yang genting berakhir, pada Kamis 21 Juli 2022, tanpa kesepakatan dan langkah selanjutnya yang jelas.
Kelompok-kelompok pribumi Peru awal tahun 2022 ini melakukan protes paling sengit dalam sejarah Las Bambas milik Cina.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Soroti Solusi Tambang Rakyat Bersama APRI dan Komandan, Berikut Bahasannya
Mereka memaksa tambang untuk menangguhkan operasi selama lebih dari sebulan sebelum menyetujui gencatan senjata 30 hari pada bulan Juni 2022.
Masyarakat, pemerintah dan perusahaan membahas perpanjangan gencatan senjata selama satu bulan lagi selama pertemuan yang berlangsung hingga Kamis malam.
Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, kelompok-kelompok penduduk lokal akhirnya menolak menandatangani kesepakatan apa pun.
Baca Juga: Tambang Pasir Minim Pengawasan Aparat, Sawah Alami Pendangkalan dan Petani Merugi
Hasilnya membuat Las Bambas, salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, dalam gejolak dan hadapi kemungkinan protes baru yang sekali lagi dapat mengganggu operasinya.