Gerhana Bulan Total Terjadi 26 Mei 2021, Ini Panduan Salat Sesuai yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW

26 Mei 2021, 12:33 WIB
Gerhana Bulan Total, 26 Mei 2021. /Foto: kemenag.go.id/Humas/

PORTAL LEBAK - Hari ini, rabu 26 Mei 2021, gerhana bulan total terjadi, saat di mana matahari, bumi dan bulan berada dalam posisi sejajar.

Gerhana bulan total terjadi di Indonesia, diperkirakan berlangsung pada pukul 18.09 hingga 20.51 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Seperti diketahui dalam peristiwa gerhana bulan total, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam melakukan salat gerhana, baik dalam posisi gerhana bulan sebagian bahkan total.

Baca Juga: 97.000 Gaji PNS Misterius dan Fiktif, DPD RI: Fiktif Perlu Ditelusuri dan Diaudit Kemana Uang Pembayaran Gaji?

Ini sesuai tuntutan Nabi Muhammad SAW, yang sekaligus meminta umat Islam memperbanyak doa, zikir, bertobat, istigfar, sedekah serta amal-amal kebajikan lainnya.

“Terkait waktu terbit bulan di tiap daerah, Salat Gerhana bisa digelar saat rentang setelah Salat Maghrib hingga selesai Gerhana bulan, sesuai waktu di atas,” ungkap Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, seperti PortalLebak.com kutip dari laman kemenag.go.id.

“Saat ini masih pandemi, sehingga Salat Gerhana digelar tetap mematuhi protokol kesehatan serta disiplin 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan,” pungkas Amin.

Baca Juga: Alur Cerita Sinetron Ikatan Cinta 26 Mei 2021, Terbongkar Status Makam Nindi- Andin Pingsan?

Adapun tuntunan Islam saat terjadi Gerhana:

حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata:

“Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda."

Baca Juga: Penculik Anak di Sukabumi Ditangkap di Tangerang, Korban Tidur di Becak Hingga Diajak Mencari Barang Bekas!

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang."

"Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali tampak.” (Hadis: H.R. Al-Bukhari)

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kepada umat muslim, tuntunan syariat yang mulia, saat terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, yakni"

Baca Juga: Gibran Rakabuming: ASN Jangan Abaikan Media Sosial, Fokus Juga Layani Masyarakat

1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam salat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka.

Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda,

Baca Juga: Empat Elang Laut Dada Putih Dilepasliarkan di Hutan Lindung Bangka Tengah

"Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafaq alaih).

3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan salat secara berjamaah.

Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (H.R. Abu Daud dan al-Nasa'i).

Baca Juga: Seorang Pengunjuk Rasa Meninggal Setelah Bentrok dengan Polisi, Ini yang Terjadi

Tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan salat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada salat fardhu yang lima.

4. Disunnahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq alaih).

1. Berniat di dalam hati;
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;
3. Membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang lain sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih);

Baca Juga: Dua Bulan Menko Polhukam Terus Bangun Dialog dengan Tokoh-tokoh Papua

4. Kemudian ruku’;
5. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
6. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya;8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali;

10.Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
11.Salam.

Baca Juga: Ijin Liga 1 dan Liga 2 Indonesia Siap Dikeluarkan, Polri Perketat Pengawasan Protokol Kesehatan

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa (khususnya agar wabah covid-19 berakhir), beristighfar, dan bersedekah.

Panduan Penyelenggaraan Salat Gerhana saat Pandemi

Untuk memberikan rasa aman kepada umat Islam dalam penyelenggaraan Salat Gerhana Bulan, sekaligus upaya mencegah penyebaran virus Covid-19, berikut panduan penyelenggaraan Salat Gerhana Bulan saat pandemi:

Baca Juga: Fitur Sensor Radar Mobil Tesla Ditambah, Minimalkan Kecelakaan Kendaraan Autopilot

1. Salat Gerhana Bulan di daerah yang tergolong Zona Merah dan Zona Oranye agar dilakukan di rumah masing-masing;

2. Salat Gerhana Bulan dapat diadakan di masjid atau lapangan yang berada pada daerah yang dinyatakan aman dari Covid-19, baik zona hijau maupun zona kuning, yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang;

3. Dalam hal Salat Gerhana Bulan dilaksanakan di masjid atau lapangan, harus memperhatikan standar protokol kesehatan secara ketat dan mengindahkan ketentuan sebagai berikut:

Baca Juga: Stadion Melbourne Cricket Ground Jadi Klaster Penyebaran Covid-19, Ini yang Dilakukan Pemerintah Australia

a. Salat Gerhana Bulan dilaksanakan sesuai tuntunan syariat, juga khutbah diikuti oleh seluruh jemaah yang hadir;
b. Jemaah yang hadir tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas tempat agar dapat menjaga jarak antar shaf dan antar jemaah;

c. Jemaah yang hadir harus memakai masker dengan sempurna dan sesuai ketentuan yang berlaku, baik di masjid maupun di lapangan;
d. Panitia dianjurkan menggunakan alat pengecek suhu (thermo gun) dalam rangka memastikan kondisi jemaah sehat dan menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer di setiap pintu masuk;

e. Bagi para lansia (lanjut usia) atau orang dalam kondisi kurang sehat, baru sembuh dari sakit atau dari perjalanan, disarankan tidak menghadiri Salat Gerhana Bulan;
f. Khutbah Salat Gerhana dilakukan secara singkat dengan tetap memenuhi rukun dan syarat khutbah paling lama 10 menit;

Baca Juga: Kepala BNPB Ganip Warsito Dilantik Presiden Jokowi, Gantikan Doni Monardo

g. Mimbar khutbah di masid atau pun lapangan agar dilengkapi pembatas transparan antara khatib dan jemaah;
h. Jemaah kembali ke rumah dengan tertib dan menghindari berjabat tangan dengan bersentuhan secara fisik.

Data Badan Meteorologi klimatologi dan geofisika (BMKG) menyatakan gerhana bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Peristiwa ini adalah salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan, terjadi pada fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Baca Juga: Supermaket Giant Tutup 31 Juli 2021 Diumumkan, Isak Tangis Mendera Para Karyawan

Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya, saat fase totalitas gerhana terjadi Bulan akan terlihat kemerahan.

Sedangkan soal Gerhana Matahari, merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan, akibatnya tidak semua cahaya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler