Gerakan Kebangkitan Budaya Bangsa Batak 6 Suku, Terinspirasi Keunggulan Bangsa Yahudi

- 8 Maret 2023, 07:14 WIB
Ilustrasi Batak Toba
Ilustrasi Batak Toba /TB Silalahi Center

 

PORTAL LEBAK - Kebangkitan bangsa Batak yang berasal dari provinsi Sumatera Utara, tinggal menunggu waktu.

Bangsa Batak terdiri dari 6 suku, yakni; Mandailing, Angkola, Pakpak, Toba, Simalungun dan Karo, terdata memiliki jumlah individu 5 jutaan jiwa di kampung halaman, 5 jutaan jiwa berserak di tanah perantauan, Nusantara dan dunia.

Berdasarkan laporan Sensus Penduduk BPS tahun 2020, diketahui bahwa jumlah bangsa Batak, merupakan peringkat ke-3 setelah jumlah suku bangsa Jawa dan Sunda di Indonesia.

Baca Juga: Bulan Kebudayaan Batak Toba, Lestarikan Bahasa dan Budaya Batak Toba

"Jika dibandingkan, Bangsa Yahudi kini menjadi bangsa yang besar dan kuat di dunia, dan bangsa Batak 6 Suku-pun sesungguhnya berpeluang besar untuk setara seperti mereka. Memang pernyataan ini pasti terkesan terlalu bombastis dan hiperbolis ya, tapi percayalah tidak kok!!," nilai Pendiri Batak Muda Dunia, Sabar Mangadu Tambunan.

Gerakan Kebangkitan Bangsa Yahudi

Menurut Sabar,  minimal mereka telah terbukti berhasil melakukan beberapa kali gerakan kebangkitan bagi bangsanya sendiri, sehingga tercatat dalam catatan sejarah peradaban manusia dan dunia.

Seperti sebelumnya, Nabi Musa berhasil membawa bangsa Yahudi keluar dari Mesir untuk bebas dari Perbudakan, selanjutnya minimal dua kali gerakan kebangkitan bangsa Yahudi telah mereka berhasil dilakukan.

Baca Juga: Ini Alasan Pemuda Batak Bersatu datangi PN Jakarta Selatan Saat Ferdy Sambo Disidang

Pertama, Gerakan Bangkit Bangsa Yahudi saat Kuil Sentral Yahudi (kalau Islam Ka'bah) di bumi-hanguskan di kota Baghdad dan di Yerusalem oleh Bangsa Mongol pada abad ke-13. Kini yang tersisa hanyalah Tembok Ratapan di kota Yerusalem.

Saat itu, Sabar Mangadu Tambunan melalu keterangan tertulisnya kepada PortalLebak.com, Bangsa Yahudi sepakat memutuskan untuk tidak akan membangun kembali Kuil Sentral lagi.

Kemudian sebagai pengganti-nya, bangsa Yahudi bersepakat bahwa setiap keluarga Yahudi, minimal salah satu atau lebih dari anak-anak mereka wajib harus mampu baca tulis.

Baca Juga: Film 'Nariti' Tayang 3 November, Sampaikan Nilai Toleransi Suku Batak Hingga ke Malaysia Singapura dan Brunei

Tujuannya agar di tiap keluarga Yahudi minimal ada satu anak yang mampu membaca Kitab Suci mereka, Taurat.

Akhirnya kemampuan literasi baca-tulis Bangsa Yahudi meningkat dengan pesat melampaui semua suku dan bangsa lainnya yang ada pada saat itu, seperti bangsa Turki, Arab, Mesir, Eropa, Tiongkok, Afrika dan Asia lain serta suku-suku bangsa lainnya.

Karena dengan demikian, siapapun rezim penguasa saat itu, selalu butuh orang yang berkemampuan literasi baca-tulis untuk menyelenggarakan manajemen dan administrasi kerajaan atau negara.

Baca Juga: Teknologi Otomotif Terbaru: Apa Itu e-fuel dan Dapatkah Membantu Membuat Mobil Bebas CO2

Bangsa Yahudi yang pada mulanya mayoritas berprofesi hanya sebagai petani atau pun pengembala, bahkan banyak yang bermukim berpindah-pindah atau 'nomaden', kini banyak yang bermukim di kota-kota besar.

Pertama, akibat keahlian Literasi baca-tulis mereka memang sangat dibutuhkan oleh siapapun rezim penguasa saat itu.

Kedua, Gerakan Bangkit Bangsa Yahudi saat usainya Perang Dunia (PD) Ke-2, setelah sekitar 6 jutaan nyawa Orang Yahudi dibantai oleh Hitler 1939-1945 atau yang dikenal sebagai Holocoust.

Baca Juga: DVI Polri mengidentifikasi lima jenazah korban kebakaran gudang Pertamina

Kemudian untuk membangun masa depan mereka, bangsa Yahudi bersepakat, "Tidak boleh ada seorang pun anak Yahudi yang berhenti sekolah atau kuliah karena alasan kekurangan biaya".

Maka dibentuklah Yayasan khusus anak-anak bangsa Yahudi di manapun berada untuk keperluan yang dimaksud di atas.

Intinya, melalui contoh dua kali gerakan kebangkitan bangsa Yahudi di atas, meskipun mereka tetap saja berserak dan tersebar di seluruh penjuru dunia, faktanya bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang paling unggul di dunia saat ini.

Baca Juga: Tanah Longsor Tewaskan 15 Orang dan Hancurkan Satu Kampung di Natuna

Gerakan Kebangkitan Bangsa Batak 6 Suku

Bolehlah kita nyatakan bahwa Gerakan kebangkitan Batak 6 Suku yang pertama terjadi hasil dari masuknya agama Islam dan Kristen ke tanah Batak.

Jauh sebelum negara bangsa yang dinamakan Indonesia ini terbentuk pada 17 Agustus 1945.

"Lalu kapan kita sebagai Batak 6 Suku mau dan mampu untuk mulai picu dan pacu Gerakan Kebangkitan Budaya Batak 6 Suku yang kedua?" tanya Sabar Mangadu Tambunan.

Baca Juga: Roket Baru Jepang Gagal Setelah Masalah Mesin, yang Menghancurkan Ambisi Luar Angkasa

"Pergerakan Kebangkitan Batak 6 Suku yang pada awal-nya berasal dari kondisi faktual saat ini, yaitu 'Kambing' di kampung halaman, 'Banteng' di perantauan.

Jadi Gerakan Kebangkitan Batak 6 Suku ini haruslah segera mampu perubahan besar demi mencapai kondisi menjadi 'Banteng' di Kampung Halaman, dan 'Macan' di Perantauan!," himbaunya.

Bangsa Yahudi bisa, kenapa Batak 6 Suku Tidak?

Oleh karena itu, sebagai Pendiri Batak Muda Dunia, Sabar, mendorong agar Bangsa Batak yang terdiri dari 6 suku, segera mau bersatu-padu dan menyamakan visi-misi untuk memajukan masa depan setiap insan anak keturunannya kelak.

Baca Juga: PBB Sebut Ribuan Pengungsi Rohingya Kehilangan Tempat Tinggal Setelah Kebakaran Kamp di Bangladesh

Agar kebangkitan Bangsa Batak, dapat secara menyeluruh terjadi di 6 suku, terdiri dari Mandailing, Angkola, Pakpak, Toba, Simalungun dan Karo.

Lalu apa langkah awal bersama kita? Tentulah, kita semua harus tekun bermusyawarah duduk bersama untuk merumuskan-nya.

Kemudian menyepakatinya, serta mengerjakannya secara konsisten berkelanjutan dengan semangat gotong royong yang produktif dan progresif.

Baca Juga: PPATK Bekukan Puluhan Rekening yang Terkait Mantan Pejaba Pajak Rafael Alun Trisambodo

"Bila bangsa Yahudi bisa, Batak 6 suku kenapa tidak? Karena Adat dan Budaya Bangsa Batak 6 Suku itu bukanlah seperti Kitab Suci Taurat-nya bangsa Yahudi," papar Sabar.

"Pokoknya, kita semua bisa memperbaharui adat dan budaya Batak 6 Suku. Namun semua pembaharuan tersebut dimaksud semata-mata demi membangun peradaban bangsa Batak 6 Suku yang saat ini berjumlah 10 jutaan jiwa,"

"Agar segera jauh lebih sejahtera dan berkemajuan serta berperadaban tinggi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berideologikan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Baik sebagai 'Banteng' di Kampung halaman, maupun sebagai 'Macan' di perantauan," tandas Sabar.*** 

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x