PORTAL LEBAK - Anggota Komisi VI DPR RI Luluk Nur Hamidah meminta pemerintah menanggapi serius rencana pemerintah Jepang membuang limbah nuklir dari Fukushima ke laut.
Pasalnya, hal itu menurut Luluk Nur Hamidah mengancam perairan Indonesia, yakni lingkungan di Samudera Pasifik.
“Jika pemerintah Jepang benar-benar berniat untuk membuang limbah nuklir tersebut, maka akan menimbulkan resiko sekaligus bencana ekologis bagi dunia. Tentunya hal ini akan berdampak sangat serius bagi perairan Indonesia,” ujar Luluk Nur Hamidah seperti dikutip PortalLebak.com dari dpr.go.id.
Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Dorong Kerjasama yang Kuat antara Indonesia dan Iran
Luluk khawatir pembuangan limbah nuklir akan berdampak negatif, terutama dalam jangka panjang.
“Kita harus memahami bahwa radiasi dan juga efek dari limbah nuklir ini bisa bertahan lama, bahkan dalam tahun-tahun yang panjang ini, itu mengarah pada situasi yang sangat buruk,” katanya.
Karena itu, kata dia, Indonesia harus segera menyatakan sikap menentang rencana pemerintah Jepang itu.
Baca Juga: Hadiri KTT ASEAN ke-42, DPR siap Giat Bersama melindungi Pekerja Migran Indonesia PMI
Selain itu, kami memiliki peran penting dalam mengumpulkan kekuatan dari negara-negara lain di Pasifik.
"Demikian pula, negara-negara Pasifik harus menolak atau menentang rencana pemerintah Jepang", katapolitikus dari Fraksi PKB ini.
Diketahui bahwa pemerintah Jepang berencana untuk mendeklasifikasi limbah yang diolah dan menyatakan bahwa limbah tersebut memenuhi standar keamanan internasional.
Baca Juga: Para Penggemar KPop Mau Coba Hobi Baru Rosé BLACKPINK, Tapi Mereka Kaget Lihat Harganya
Langkah itu kemudian dianggap perlu karena kurangnya ruang penyimpanan air yang terkontaminasi.
Namun, masyarakat nasional dan internasional tidak yakin dan memprotes rencana tersebut dan telah melakukan protes sejak rencana tersebut diumumkan.
Pada 13 April 2023, warga Jepang di seluruh negeri kembali berunjuk rasa untuk memprotes keputusan pemerintah membuang air limbah radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.***