PORTAL LEBAK - Sebuah gunung berapi di Islandia yang memuntahkan lahar ke angkasa sejak meletus Jumat, 19 Maret 2021 lalu diperkirakan akan terus erupsi selama beberapa tahun mendatang.
Ribuan orang Islandia berbondong-bondong ke lokasi letusan di Semenanjung Reykjanes, sekitar 30 kilometer barat daya ibu kota. Para wisatawan terpesona aliran lontaran lava panas yang langka.
Para wistawan bahkan dapat memasak makanan, di atas lapisan magma yang panas menghanguskan.
Erupsi gunung ini diperkirakan dapat berlanjut menjadi obyek wisata spektakuler selama bertahun-tahun ke depan, berpotensi menjadi objek wisata baru di pulau yang terkenal dengan keajaiban alamnya di Islandia.
Baca Juga: Kebakaran Kilang Balongan, Dirut Pertamina: Pompa Air Laut Padamkan Api
Baca Juga: Kisah Kapten Ri dan Yoon Se Ri di ‘Crash Landing on You’ Akan Diadaptasi ke Drama Musikal
Rekaman drone yang direkam di atas kawah menunjukkan lava cair yang menggelegak dan menyembur, mengalir ke sisi lereng gunung berapi.
"Ini adalah letusan gunung dan menjadi obyek wisata yang sempurna," kata profesor vulkanologi di Universitas Islandia, Thorvaldur Thordarson, seperti dikutip PortalLebak.com dari Reuters, Senin 29 Maret 2021.
Untuk mengawasi minat wisatawan yang berbodong-bondong datang, pihak berwenang Islandia mendirikan jalur pendakian sepanjang 3,5 kilometer atau (2,2 mil) ke lokasi letusan dan terus berpatroli di daerah tersebut untuk mencegah para wisatawan menjelajah ke daerah berbahaya dan tercemar oleh gas vulkanik yang beracun.
Baca Juga: Pemkab Lombok Timur Dibantu KKP Bangun Kampung Budidaya Lobster
Baca Juga: Kerap Dijodohkan ke Billy Syahputra, Memes Prameswari Enggan Dibandingkan Dengan Amanda Manopo
"Orang-orang mendaki dari berbagai arah datang ke daerah itu," kata Agust Gunnar Gylfason, manajer proyek di Departemen Perlindungan Sipil dan Manajemen Darurat Islandia.
Gylfason memperkirakan lebih dari sepuluh ribu orang telah datang ke lokasi tersebut sejak Jumat malam. Beberapa di antara mereka perlu diselamatkan karena cuaca yang buruk dan bepergian tanpa makanan yang cukup atau pakaian yang layak.
Sejak letusan awal, lahar terus merembes keluar dari gunung berapi dengan kecepatan antara 5 hingga 10 meter kubik per detik. Aliran letupan lava dari kawah gunung cukup kuat, sehingga lava tidak mengeras dan menutup celah tersebut dalam waktu dekat.
"Jika volume letuasan turun di bawah tiga meter kubik, kemungkinan besar letusan akan berhenti," kata Thordarson.
Dia membandingkan aliran lava dengan letusan Pu'u 'O'o di Hawaii, yang dimulai pada tahun 1983 dan terus meletus selama 35 tahun.***