Penelitian Ilmiah Kaitkan Alergi Makanan Dengan Kemungkinan Kecil Terinfeksi Covid-19, Ini Alasannya

- 14 Juni 2022, 16:43 WIB
Peneliti National Jewish Medical Center di Denver, Amerika Serikat, mengatakan orang dengan penyakit alergi makanan minim risiko terpapar virus corona atau Covid-19
Peneliti National Jewish Medical Center di Denver, Amerika Serikat, mengatakan orang dengan penyakit alergi makanan minim risiko terpapar virus corona atau Covid-19 /foto: Pexels / Viktoria Slowikowska/

Bukti awal penelitian HEROS menunjukkan bahwa orang yang memiliki penyakit alergi dapat mengurangi kerentanan seseorang terhadap penularan Covid-19.

Sedangkan peserta yang mengaku memiliki penyakit lain, seperti asma, eksim dan rinitis alergi lainnya yang dipantau tidak mengurangi risiko penularan.

Baca Juga: Bavarian Nordic Kontak Berbagai Negara, Klaim Berhasil Temukan Vaksin Cacar Monyet

Tim studi HEROS menganalisis tingkat antibodi spesifik imunoglobulin E (IgE), yang memainkan peran kunci dalam penyakit alergi, dalam darah yang dikumpulkan dari sebagian peserta.

Dr Hartert dan rekan berspekulasi bahwa peradangan tipe 2, karakteristik kondisi alergi, dapat mengurangi kadar protein yang disebut reseptor ACE2 pada permukaan sel saluran napas.

SARS-CoV-2 atau virus corona menggunakan ACE2 sebagai reseptor untuk memasuki sel, sehingga kelangkaannya dapat membatasi kemampuan virus untuk menginfeksi mereka.

Baca Juga: Lebih Dari Separuh Orang Eropa Mendukung Legalisasi Ganja

Perbedaan perilaku di antara orang-orang dengan alergi makanan, seperti jarang makan di restoran, juga jadi alasan mengapa risiko infeksi lebih rendah untuk kelompok tersebut.

Namun, melalui survei dua mingguan itu, tim studi HEROS menyimpulkan bahwa rumah tangga dengan peserta alergi makanan hanya memiliki tingkat paparan komunitas yang sedikit lebih rendah daripada rumah tangga lainnya.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko Covid-19 yang parah. Dalam studi HEROS, para peneliti menemukan hubungan linier yang kuat antara BMI - ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan - dan risiko infeksi SARS-CoV-2.

Halaman:

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x