Perubahan Gaya Hidup yang Dimodifikasi Membantu Mencegah Kanker Serviks

- 5 Februari 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi Kanker Serviks
Ilustrasi Kanker Serviks /Dok PR/


PORTAL LEBAK - Pencegahan kanker serviks bisa dilakukan oleh semua wanita, mulai dari usia muda hingga usia reproduksi, mulai dari vaksinasi hingga perubahan gaya hidup.

Dikutip dari Hindustan Times, Jumat (2 Februari), Dr Mamatha Shriyan, konsultan ginekolog di Rumah Sakit SRV, Goregaon Mumbai, merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk membantu mencegah kanker serviks rahim.

“Menjaga pola hidup sehat dengan pola makan seimbang kaya buah dan sayur, aktivitas fisik teratur, dan berat badan yang sehat juga dapat membantu mengurangi risiko kanker serviks,” ujarnya.

Selain itu, mempromosikan praktik seks aman adalah aspek penting lainnya dalam pencegahan kanker serviks. Penggunaan kondom secara teratur dapat mengurangi risiko penularan HPV.

Baca Juga: Hindari Gaya Hidup Sering 'Sedeter' atau Rebahan Agar Cegah Kanker Pankreas di Usia Muda, Ini Penjelasannya

Ia menjelaskan, meski orang yang berhubungan seks hanya dengan satu pasangan masih bisa tertular virus HPV penyebab kanker serviks, namun risikonya bisa dikurangi jika tetap menjadi suami monogami.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah menghindari makanan olahan, karbohidrat olahan, lemak, daging merah, membatasi asupan alkohol dan aktif secara fisik dengan berolahraga selama 30 menit minimal 5 kali seminggu.

Merokok merupakan faktor risiko penting lainnya terhadap kanker serviks.

Racun dalam asap rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan merusak DNA sel, dua faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan kanker.

“Berhenti Merokok dapat menurunkan risiko kanker serviks secara signifikan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan,” imbuhnya.

Baca Juga: Perdarahan wanita usai hubungan intim dengan sumai, tanda tersering kanker leher rahim atau serviks

Sementara itu, menurut konsultan ginekolog dan dokter kandungan Rumah Sakit Umum Bhailal Amin, dr Sonia Golani berpendapat bahwa vaksin HPV (vaksin human papillomavirus) mengurangi risiko terkena kanker serviks dan rahim.

Vaksinasi harus dimulai untuk anak perempuan berusia 9 tahun ke atas dan menerima 2 dosis hingga usia 13 tahun. Setelah 13 tahun, diperlukan 3 dosis vaksin.

Idealnya digunakan sebelum melakukan hubungan seksual pertama kali hingga usia 23 tahun. Usia 23 sampai 45 tahun boleh memberi, tapi efeknya kurang bagus.

Baca Juga: Bawaslu NTB ingatkan Prabowo-Gibran tidak berolahraga di luar jadwal

Dr. Sonia Golani percaya bahwa tes Pap juga merupakan tes skrining yang baik untuk mendeteksi dini ektropion serviks. Tes ini membantu mengidentifikasi lesi prakanker 5 sampai 10 tahun sebelum tumor ganas muncul.

Tes sederhana dilakukan berdasarkan OPD. Dokter kandungan mengambil sepotong leher rahim dan mengirimkannya ke laboratorium untuk mempelajari selnya.

Melalui tes Pap, kita dapat mengetahui apakah ada infeksi HPV atau ada perubahan pada lapisan atau lapisan serviks dan membantu kita mendiagnosis suplai kanker serviks pada stadium awal.

Pemeriksaan dini membantu dokter mendiagnosis kanker serviks secara dini dan membantu kita menyembuhkan kanker secara tuntas.

Baca Juga: Ketum Partai Hanura Oso: Turut Berduka Cita atas Meninggalnya Kader Karena Kecelakaan

“Kanker serviks dapat dimulai pada usia 30 tahun dan berlanjut setiap 2-3 tahun hingga usia 65 tahun. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko kanker serviks, perhatikan dan praktikkan makan sehat," paparnya.

"Tanyakan kepada dokter apakah Anda sudah divaksinasi virus HPV, dan lakukan tes Pap secara teratur, rutin, lakukan seks aman, dan berhenti merokok,” kata dr.
Sonia.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah