PORTAL LEBAK - Operasi Tinombala 2020 di Poso akan diperpanjang di tahun 2021 ini, menyusul masih adanya 11 anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang belum tertangkap.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II) Marsdya TNI Imran Baidirus melaksanakan kunjungan kerja di wilayah udara Poso menggunakan Boeing 737-200 AI-7301 miliki Skadron Udara 5, pada Selasa, 29 Desember 2020.
Dalam kesempatan ini Pangkogabwilhan II berkesempatan melihat langsung situasi Poso dan sekitarnya melalui udara.
Baca Juga: Tractor SC Klub Sepak Bola Terpopuler di Asia, Persija Urutan Ketiga
Baca Juga: Larang Kegiatan dan Penggunaan Simbol FPI, Ini Isi Maklumat Kapolri
Penerbangan pesawat 737-200 yang memiliki tail number AI-7301 ini dikenal dengan Operasi Tarsius, menggunakan rute Lanud Sultan Hasanuddin Sas Palu Sas Hnd.
Operasi ini dilaksanakan dengan mengedepankan kegiatan penegakan hukum yang didukung oleh fungsi Intelijen, fungsi Binmas dan fungsi Kepolisian lainnya.
TNI AU, khususnya Skadron Udara 5, turut serta dalam memberi dukungan kepada Satgas Tinombala dengan Operasi Tarsiusnya.
Baca Juga: Sinergikan Kemenparekraf dan Kemenkes, Sandiaga Uno Ajak Budi Gunadi Sadikin Diskusi
Baca Juga: Ini Pesan Presiden Jokowi, Memasuki Tahun 2021Baca Juga: Ini Pesan Presiden Jokowi, Memasuki Tahun 2021
Baca Juga: Tak Seperti Biasa, Puncak Lengang, Bebas Macet Selama Libur Panjang Nataru 2021
Baca Juga: Pilkada Kota Cilegon, Paslon Helldy-Sanuji Menunggu Penetapan
Melalui alutsista handalannya, Boeing 737-200, Operasi Tarsius akan memantau daerah-daerah yang diduga lokasi persembunyian kelompok pimpinan Ali Kalora tersebut.
Pesawat Intai Strategis 737-200 AI-7301 Milik TNI AU
Boeing 737-200 milik Skadron Udara 5 Sultan Hasanuddin ini adalah pesawat jenis intai strategis. Skadron Udara 5 biasanya menugaskan 737-200 sebagi pengintai udara dan pengamanan/pengawasan Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE).
Pesawat jenis Boeing 737 memang sangat familiar di dunia penerbangan komersial. Namun untuk Boeing 737 seri 200 sudah tidak ada yang menggunakannya lagi di Indonesia selain TNI AU.
Baca Juga: Awas, Palsukan Hasil Rapid Test, Hukumannya Penjara 4 Tahun!
Baca Juga: Baterai Mobil Listrik Tesla Akan Dipasok Panasonic
Meski termasuk produksi lama, namun pesawat TNI AU ini memiliki teknologi yang sangat modern, khususnya teknologi untuk mendukung Operasi Tarsius.
Dalam operasinya 737-200 dibekali kamera resolusi tinggi WESCAM MX-20HD Electro Optical and Infrared (EO/IR) buatan L3 Communications.
WESCAM MX-20HD termasuk kategori multispectral sensor dengan gyro-stabilised, yang dapat dimuati 7 sampai 8 sensor yang bekerja secara simultan, termasuk infrared, HD thermal, HD daylight, Charge Coupled Device Television (CCDTV). image intensifier, laser range finder dan laser illuminator.
Baca Juga: Pemerintah Kembali Perpanjang 4 Bantuan, Ada yang Cair Januari 2021, Simak Penjelasannya
Baca Juga: Diduga Mata-matai Perairan Indonesia, Ini Penampakan Drone Bawah Air Haiyi
Pada nose (bagian hidung pesawat) diletakkan radar kemampuan khusus, yaitu AN/APS-143C(V)3 OceanEye buatan Telephonic. Radar ini mampu mendeteksi obyek pada jarak 200 nautical mile (setara 370 km) dan dibekali fitur Identification Friend or Foe.
Secara teknologi pesawat intai ini dapat diandalkan dalam membantu Satgas Tinombala menemukan keberadaan Kelompok Ali Kalora di dalam kontur dataran Poso yang sebagian besar hutan dan berbukit.***