Tahun Depan Presiden Joko Widodo Larang Ekspor Semua Bahan Baku Tambang Demi Hilirisasi Industri

30 Desember 2021, 12:59 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau pengolahan bijih nikel (nickel ore) di Pabrik Smelter, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. /BPMI Setpres/

PORTAL LEBAK - Pemerintah Indonesia dengan tegas akan menghentikan sepenuhnya aktivitas ekspor semua bahan baku pertambangan dari Indonesia.

Komitmen pemerintah ini dilakukan sebagai bentuk kelanjutan kebijakan hilirisasi industri pada sektor pertambangan.

Setelah nikel, Presiden Joko Widodo mengatakan tahun depan Indonesia secara bertahap akan menghentikan ekspor bauksit, tembaga, emas, kemudian timah.

Baca Juga: Witthaya Laohakul Sebut Thailand Bisa Kalahkan Indonesia di Leg Pertama Final Piala AFF 2020 dengan Syarat Ini

"Oleh sebab itu, nanti tahun depan akan kita lanjutkan untuk stop ekspor bahan mentah bauksit dan selanjutnya tembaga, selanjutnya emas, selanjutnya timah," kata Presiden Jokowi, dikutip PortalLebak.com dari laman resmi presiden.

Dengan menghentikan ekspor bahan mentah atau raw material produk pertambangan ke luar Indonesia, diharapkan nilai barang yang menggunakan bahan dasar pertambangan bisa lebih tinggi.

"Saya kira keuntungan kita menyetop ekspor bahan mentah nikel itu manfaatnya bisa lari ke mana-mana," jelas Presiden saat mengunjungi pabrik smelter di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Website PSSI Diretas, Ini Pesan Hacker Anon7 untuk Iwan Bule

Hilirisasi industri memang jadi perhatian pemerintah Indonesia setelah mengambil alih beberapa wilayah tambang yang dikelola perusahaan asing karena beberapa diantaranya tidak mau membuat pabrik smelter sendiri di Indonesia.

Padahal melalui hilirisasi industri, produk tambang akan mempunyai nilai lebih 19 kali lipat daripada ketika baru saja ditambang dari bumi.

Nilai lebih inilah yang akan berdampak langsung manfaat positifnya bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Kiky Saputri Ingin Roasting Menteri Pertahanan, Tanya Jadwal Prabowo Subianto Melalui Sandiaga Uno

"Selain itu juga muncul yang namanya lapangan pekerjaan, seperti di sini 27 ribu tenaga kerja yang bisa direkrut oleh perusahaan. Belum income untuk negara, pajak. Belum terciptanya lapangan-lapangan usaha baru di kanan-kiri," ujar Presiden.

Di Kabupaten Konawe, Sultra, Presiden Jokowi meresmikan pabrik smelter nikel. Smelter ini diharapkan jadi tulang punggung pengolahan nikel dari seluruh Indonesia, sebelum akhirnya diekspor ke luar negeri.

Presiden juga mengapresiasi pembangunan smelter nikel oleh PT Gunbuster Nickel Industry karena mampu mengolah nikel sebanyak 1,8 juta ton per tahun.

Baca Juga: Badan Perwakilan Anggota BPA AJB Bumiputera 1912 Terpilih, Pencairan Polis Diharapkan Terwujud

Nilai nikel mentah yang dipisah dan diolah menjadi feronikel dapat meningkat 14 kali. Jika nikel mentah dapat diolah menjadi billet stainless steel nilainya akan meningkat 19 kali lipat.

Sebelum adanya smelter, perusahaan tambang swasta yang ada di Indonesia baik perusahaan asing maupun dalam negeri selalu mengekspor barang tambang mereka ke luar negeri.

Dari luar negeri bahan baku tersebut diolah menjadi barang jadi yang ketika dijual ke seluruh dunia termasuk diimpor ke Indonesia kembali dengan harga yang lebih mahal.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Presiden.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler