Termasuk di antara risiko adalah menyeimbangkan antara mendisiplinkan warga dalam menaati protokol kesehatan sesuai standar PPKM dengan penyaluran bantuan sosial (bansos).
Muhadjir mengakui, bansos itu tidak mungkin ditanggung oleh pemerintah sendiri. Gotong-royong bersama masyarakat dan sejumlah instansi lainnya juga diperlukan dalam menghadapi pandemi ini.
"Bansos ini tidak mungkin ditanggung pemerintah sendiri sehingga gotong royong masyarakat, termasuk civitas academica UGM ini di bawah pimpinan pak rektor membantu mereka-mereka yang kurang beruntung akibat kebijakan PPKM ini," urainya.
Baca Juga: Dukung PPKM Darurat, Jalan Layang MBZ Ditutup Sementara oleh Jasa Marga
Bentuk lain gotong royong jelas Muhadjir, di antaranya adalah sedekah masker. Hal ini juga perlu menjadi perhatian mengingat tidak sedikit warga yang menganggap masker sebagai barang yang mahal.
Menurut Muhadjir, pun istilahnya, PPKM darurat atau PPKM super darurat, selama masyarakat tidak mau kompromi menahan diri melanggar prokes, penanganan Covid-19 tidak akan berhasil.
"Jika tidak menyadari bahwa prokes adalah menjadi yang utama, penanganan COVID-19 ya tidak berhasil," ujarnya.***