Network
Keempat korban tidak memiliki kewajiban atau pinjaman di perusahaan fintech yang disetujui OJK.
PORTAL LEBAK - Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFPI) Entjik S Djafar mengklarifikasi, kasus satu keluarga yang diduga bunuh diri di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak terkait dengan pinjaman online utang (pinjol) .
“Saya sampaikan bahwa sampai saat ini keempat korban tidak mempunyai kewajiban atau pinjaman di salah satu perusahaan fintech yang berizin OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang menjadi anggota kami, inilah yang ingin saya tekankan,” Entjik mengatakan pada konferensi pers.
konferensi di Jakarta, Kamis.
Entjik menambahkan, pihaknya tidak ingin pinjaman fintech dikaitkan dengan rumor bunuh diri di Indonesia.
Baca Juga: Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Teluk Intan Dimakamkan, Polisi Masih Dalami Motif karena Pinjol
“Karena sejujurnya kalau ada rumor, apalagi bunuh diri, yang dituduh adalah pemberi pinjaman online, fintech,” ujarnya.
Entjik juga menyayangkan masyarakat yang salah kaprah dan menyamakan platform peminjaman uang online.
atau yang disebut dengan platform financial technology (fintech) lending atau bahkan peer-to-peer (p2p) lending resmi dengan pinjaman ilegal.
Baca Juga: Psikolog Forensik: Kasus Bunuh Diri Satu Keluarga di Jakarta Utara Layak Digolongkan Kasus Pidana
Menurut dia, platform fintech lending resmi yang sudah terdaftar di OJK dan anggota AFPI, selalu mencantumkan konsumen yang mengutamakan konsumen dan memiliki standar operasional etis (SOP) yang ketat dalam pemrosesan dan pemulihan pinjaman.
