Pemerintah Amerika Serikat AS Tuduh China Memimpin di Dunia dalam Produk Barang Bajakan Palsu

- 1 Februari 2023, 13:00 WIB
Figur mainan kecil terlihat di depan logo WeChat dalam gambar ilustrasi yang diambil pada 15 Maret 2021.
Figur mainan kecil terlihat di depan logo WeChat dalam gambar ilustrasi yang diambil pada 15 Maret 2021. /Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/

"Ekosistem e-commerce WeChat sebagai salah satu platform terbesar untuk barang palsu di China,"

PORTAL LEBAK - China memimpin dunia dalam produk palsu dan bajakan, kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Katherine Tai mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Selasa, 31 Januari 2023.

Katherine Tai mengidentifikasi WeChat, aplikasi obrolan paling populer di China, sebagai "salah satu platform terbesar untuk memasarkan produk barang palsu."

“Barang palsu dan bajakan dari China, bersama dengan barang yang dikirim dari China ke Hong Kong, menyumbang 75 persen dari nilai barang palsu dan bajakan yang disita oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pada tahun 2021,” ungkap laporan terbaru pemerintah AS.

Baca Juga: Amoxicillin adalah Satu dari 14 Merek Obat Palsu yang Dikemas dan Diedarkan Secara Ilegal

Pemerintah AS mengidentifikasi 39 pasar online dan 33 pasar fisik yang dilaporkan terlibat dalam atau memfasilitasi pemalsuan merek dagang atau pembajakan hak cipta yang substansial.

"Ini termasuk terus mengidentifikasi ekosistem e-commerce WeChat sebagai salah satu platform terbesar untuk barang palsu di China," tambahnya.

WeChat adalah aplikasi obrolan paling populer di China dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif.

Baca Juga: Waspada Uang Palsu Menyasar Agen BRILink, Polres Kuningan Tangkap Tiga Pelaku Penipuan

Dilansir PortalLebak.com dari Reutes, WeChat dimiliki oleh perusahaan teknologi China Tencent Holdings Limited.

Laporan tersebut menuduh WeChat menyediakan ekosistem e-niaga yang memfasilitasi distribusi dan penjualan produk palsu kepada pengguna platform WeChat secara keseluruhan.

Pasar online yang berbasis di China, AliExpress, Baidu Wangpan, DHGate, Pinduoduo, dan Taobao juga tetap menjadi bagian dari daftar pasar terkenal bersama dengan tujuh pasar fisik di China.

Baca Juga: Uni Eropa UE Pelajari Apakah Perusahaan Big Tech Harus Bayar Subsidi Biaya Jaringan Intenet

"Mereka semakin banyak menggunakan etalase fisik untuk mendukung penjualan barang palsu secara online," Kantor USTR mengatakan pada hari Selasa.

Pemerintah AS menambahkan situs e-niaga yang dioperasikan oleh Tencent dan raksasa teknologi China Alibaba Group Holding Ltd ke, dalam daftar pasar terkenalnya pada awal 2022.

"Daftar Pasar Terburuk adalah alat penting yang mendesak sektor swasta dan mitra dagang kami untuk mengambil tindakan terhadap praktik berbahaya ini," kata Tai.

Baca Juga: Amerika Serikat AS Siapkan Paket Senjata Jarak Jauh, Bantuan Ukraina Lawan Rusia

Pemerintah China mengatakan pada saat itu tidak setuju dengan keputusan pemerintah AS yang memasukkan beberapa situs e-commerce ke daftar itu dan menyebut tindakan itu "tidak bertanggung jawab."

Tencent juga mengatakan pada saat itu, sangat tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Selanjutnya Alibaba menyatakan akan terus bekerja sama dengan lembaga pemerintah untuk mengatasi masalah perlindungan kekayaan intelektual di seluruh platformnya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x