Teknologi CCS/CCUS Berperan Penting Turunkan Emisi Karbon Migas pada Sektor Energi

- 6 Februari 2023, 14:22 WIB
Proses penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS), solusi penting meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) nasional juga mencapai target penurunan emisi karbon, diunduh, Senin, 6 Februari 2023.
Proses penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS), solusi penting meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) nasional juga mencapai target penurunan emisi karbon, diunduh, Senin, 6 Februari 2023. /Foto: IOGP/Tangkapan Layar/


PORTAL LEBAK – Penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS) menjadi solusi penting untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) nasional juga mencapai target penurunan emisi karbon. 

Pasalnya, migas masih menjadi pilihan utama menjaga ketahanan energi nasional, pada era transisi energi, dari energi berbahan fosil menjadi energi baru dan terbarukan.

Meski demikian, penerapan CCS dan CCUS sebagai teknologi baru pengganti migas itu membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Baca Juga: Kawal Implementasi Program 2023, SKK Migas Pertemukan para CEO KKKS

Anggota Komisi VII DPR-RI, Mulyanto, menilai pengembangan teknologi CCS/CCUS demi kegiatan produksi migas membutuhkan biaya besar, karena peralatan yang dibutuhkan dalam penerapannya, masih harus impor.

“Karena itu, perlu dukungan dan kemudahan atau fasilitasi dari pemerintah berupa (Insentif) yang harus diberikan kepada investor,” kata Mulyanto dikutip PortalLebak.com dari keterangan tertulisnya.

Mulyanto menyarankan pemerintah bisa menilik semua opsi yang ada dan paling tepat serta efisien dengan mempertimbangkan seluruh faktor.

Baca Juga: Capaian Investasi Hulu Migas 2022 Tertinggi Dalam Tujuh Tahun Terakhir, Lampaui Sebelum Pandemi Covid-19

“Tentu ini seluruhnya harus mempertimbangan kondisi industri migas yang produksinya saat ini telah turun,” sarannya.

Sesuai data SKK Migas, sampai akhir 2022 lifting minyak aeumlah 612,3 MBOPD atau 87,1 persen dari target yang ditetapkan yakni sejumlah 703 MBOPD. Capaian lifting minyak ini lebih rendah dari realisasi pada 2021 sebesar 660,3 MBOPD.

Sedangkan realisasi salur gas bumi di akhir 2022 tercatat sebesar 5.347 MMSCFD atau 92,2 persen dari target yang ditetapkan yakni 5.800 MMSCFD. Sama seperti minyak bumi, capaian gas bumi di tahun 2022 juga di bawah realisasi 2021 sejumlah 5.505 MMSCFD.

Baca Juga: Pemerintah Setujui POD Pertama Lapangan Merakes dan Merakes East Berdasarkan Rekomendasi SKK Migas

Kondisi ini berbeda dikaitkan dengan realisasi investasi di sektor migas, karena hingga akhir 2022, realisasi investasi hulu migas mencapai US$ 12,3 miliar atau 93 persen dari target US$ 13,2 miliar. Nilai realisasi itu lebih tinggi daripada tahun 2021 yang mencatatkan nilai sejumlah US$10,9 miliar.

CCS dan CCUS Bagian Penting Hulu Migas

Setali tiga uang, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara menyatakan CCS/CCUS adalah bagian penting dari operasi hulu migas.

Penting, supaya sektor hulu migas bisa memainkan perannya signifikan di era transisi energi. Pasalnya, giat produksi migas kini dan masa depan harus dilaksanakan dengan lebih bersih dan tepat kepada lingkungan, mengingat tidak adanya jaminan transisi energi di suatu negara akan berjalan mulus.

Baca Juga: Militer Amerika serikat AS Tengah Mencari Sisa-sisa Balon Mata-mata China yang Telah Ditembak

“Industri hulu migas berperan sebagai penyangga, saat ternyata perjalanan menuju net zero emission (NZE) tidak semulus yang diperhitungkan,” ujar Benny Lubiantara.

Penerapan Inisiatif CCS/CCUS, dinilai Benny, adalah upaya pelaku sektor hulu migas agar dapat mengurangi emisi karbon. Diakuinya, CCUS akan lebih menarik karena ada faktor “Utilization” yang artinya berdampak terhadap adanya peningkatan recovery factor dari reservoir migas yang diinjeksikan CO2.

Tapi menurut Benny ada masalah, karena tak semua reservoir migas bisa ditingkatkan recovery factor-nya, sehingga tidak seluruh proyek bisa berupa CCUS.

Baca Juga: Pasokan Minyak Goreng di Sejumlah Pasar di Kabupaten Lebak Terlambat, Ini Penyebabnya

“Dengan adanya deklarasi NZE oleh hampir seluruh perusahaan migas dunia, implementasi CCS/CCUS jadi keharusan di proyek pengembangan lapangan migas. Semua PoD (Planning of Development) dipastikan memasukkan inisiatif ini dalam lingkup pekerjaan yang ada,” ujarnya.

Kepastian Penerapan CCS dan CCUS 

Bagi pelaku sektor hulu migas, menurut Benny yang mendesak sekarang yakni adanya kepastian pengakuan bahwa operasionalisasi CCS/CCUS termasuk dalam bagian dari kegiatan industri hulu migas.

Pengakuan ini penting agar memastikan biaya yang dibutuhkan demi penerapan CCS/CCUS bisa dibebankan ke dalam biaya operasi migas. Tapi Benny mengingatkan supaya para investor jangan hanya melihat CCS/CCUS dari aspek tambahan biaya saja karena itu tidak mencerminkan gambaran menyeluruh keekonomian proyek.

Baca Juga: Inter Milan kalahkan AC Milan 1-0 dalam Pertandingan Derby Serie A Italia

Dilansir dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), emisi karbon yang bersumber dari sektor migas mencapai sekira 44 juta ton CO2e pada 2030, sebagai imbas peningkatan produksi migas nasional sesuai target 1 MBOPD minyak bumi serta 12 BSCFD gas bumi.

Sementara sampai 2060, total emisi dari sektor migas diperkirakan hingga 1.149 juta ton CO2e, terdiri dari 659 juta ton CO2e sektor hulu dan 490 juta ton CO2e sektor hilir.

Kementerian ESDM kini tengah menyusun peraturan tentang penerapan CCS/CCUS dan merekomendasikan kepada Kementerian terkait lainnya supaya KKKS memperoleh insentif karena investasi CCS/CCUS yang masih sangat mahal.

Baca Juga: Mogok Kerja atas Perubahan Tunjangan Pensiun, Dinilai akan Ganggu Operasional Kereta Api dan Udara Prancis

Contohnya investasi CCS/CCUS di proyek LNG Abadi di Blok Masela, yang  diketahui mencapai USD 1,2–1,4 juta. Pada tahap awal, CCUS baru diterapkan pada tiga proyek migas lain yaitu di Lapangan Gundih, Sukowati dan Tangguh.

Saat menghitung keekonomian suatu proyek, Benny menyarankan investor layaknya tidak hanya melihat pada faktor biaya saja, sebab diyakini ada keuntungan bersaing dari penerapan CCS/CCUS dan berdampak pada keekonomian proyek.

“Ini kita baru bicara keekonomian, belum bicara benefit yang bersifat lebih jangka panjang, yaitu upaya penurunan emisi karbon global. Nanti akan dilihat detail proyeknya, bisa saja dibutuhkan tambahan insentif, tapi bisa juga tidak. Kita lihat kasus per kasus, yang penting jangan kebanyakan diskusi, nanti kita ketinggalan kereta,” papar Benny.

Baca Juga: Jelang Tahun Politik 2024, Kepuasan publik pada Presiden Jokowi Mencapai 76,7 persen

Seiring dengan pendapat Benny, Praktisi hulu migas Tumbur Perlindungan tantangan industri hulu migas ke depan adalah bagaimana perusahaan dapat melakukan eksplorasi dan produksi dengan baik 

Tumbur yang juga pimpinan sebuah perusahaan migas di Indonesia, menilai perusahaan tetap menjalankan operasi sesuai dengan target penurunan emisi karbon dan perlu mencari teknologi atau prosedur yang bisa meningkatkan produksi guna membantu mengatasi ancaman krisis energi pasca pandemi.

Alhasil, dukungan pemerintah berupa carbon tax untuk menerapkan CCS/CCUS menjadi hal uangb penting. “CCS/CCUS memang harus segera dilaksanakan baik dalam pilot project maupun implementasinya,” katanya.

Baca Juga: Merek Mobil Esemka Dipastikan Ikut Dalam Pameran IIMS 2023

Menurut Tumbur, CCS/CCUS adalah teknologi baru dan cukup mahal. Aehingga teknologi itu hanya dapat diterapkan jika adanya penambahan produksi dari suatu lapangan migas yang eksis. Upaya yang bisa digelar adalah dengan menerapkan Enhanced Oil Recovery (EOR).

“CCS/CCUS sangat memungkinkan dilaksanakan karena dapat diterapkan untuk EOR ataupun hanya sebagai storage karena kondisi geologi yang ada," ujar Tumbur Parlindungan.

"Carbon tax yang menarik juga harus segera diterapkan pemerintah supaya  dapat segera dijalankan economic analysis dalam pelaksanaannya."

Baca Juga: Skuter Honda dan Kymco Terlaris di Pasar Italia, Begini Nasib Tiga Pabrikan Lokal Sepanjang Januari 2023

"CO2 tidak bisa dihilangkan namun dapat di simpan dan sampai saat ini penyimpanan hanya dapat dilakukan pada reservoir jauh di bawah permukaan bumi,” tutup Tumbur.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x