Menurut Ali Nasir, industri migas ke depan memiliki tantangan makin besar, karena kurang atraktifnya pemerintah.
Selain itu, investasi oil and gas company beralih ke industri terbarukan atau renewable energy.
Serta semakin ketatnya perbankan dalam memberikan pinjaman bagi kegiatan industri hulu migas.
Baca Juga: ONCEs Memuji Nayeon TWICE Soal Tingkatkan Kemapuan Bahasa Inggris, Fans Internasional pun Senang
Kemudian Ali Nasir mebeberkan terdapat 3 kriteria investasi industri hulu migas yakni; prospecivity, fiscal term dan legal stability.
"Prospecivity atau geologi adalah given dari tuhan, kita tidak bisa berbuat banyak," kata Ali Nasir.
"Tapi kita bisa memaksimalkan fiscal term dan legal stability karena merupakan buatan manusia yaitu DPR dan pemerintah," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan menyatakan industri hulu migas menghadapi ketidakpastian global.
Baca Juga: Bayern Munich Gagal Lolos Semi Final Liga Champions, Karena Gol Penyama Kedudukan dari Villarreal
Oleh karena itu, Mamit Setiawan berharap, pemerintah Indonesia dapat menentukan prioritas atas ketahanan energi di tanah air.